WIKEN.ID - Manfaat lari pagi memang banyak, terlebih lagi olahraga ini menjadi salah satu alternatif untuk beraktivitas tengah pandemi Covid-19.
Banyak yang mengira sama, namun ternyatajogging dan lari memiliki perbedaan.
Padahal, keduanya merupakan aktivitas yang sedikit berbeda.
Selain dari kecepatannya, jogging dan lari dapat dibedakan dari beberapa faktor penentu.
Lari, misalnya, membutuhkan langkah yang lebih panjang, sementara jogging ditandai dengan gerakan yang "memantul".
Para ahli dan penelitian telah mendalami perbedaannya.
Satu studi, khususnya, menunjukkan bahwa jogging mungkin lebih baik untuk kesehatan daripada lari dengan kecepatan yang lebih cepat.
Jogging vs lari Berikut sejumlah perbedaan jogging dan lari yang perlu diketahui:
1.Intensitas
Meski sama-sama jenis latihan aerobik, perbedaan jogging dan lari utamanya berkaitan dengan intensitas.
Jogging dan lari sama-sama dianggap sebagai latihan aerobik, tetapi perhatikan lebih dekat dan kita mungkin dapat menemukan perbedaannya.
Menurut BetterHealthChannel, lari membutuhkan lebih banyak usaha dari otot, jantung, dan paru-paru.
Dengan kata lain, pelari umumnya memiliki tingkat kebugaran yang lebih tinggi.
Mengutip pemberitaan Kompas.com, (22/10/2021), kecepatan jogging biasanya berkisar 6,4-9,7 km/jam, sementara lari lebih cepat dari 9,7 km/jam.
Harvard Health mengestimasikan individu dengan berat badan 70 kg dapat membakar sekitar 298 kalori per 30 menit dengan melakukan jogging berkecepatan 8 km/jam.
2. Pola
Pelatih pribadi di Minimal FIT, Robert Jackson, menyebutkan bahwa perbedaan jogging dan lari lebih dari sekadar fisik, tetapi juga memiliki perbedaan dalam perbedaan pola pikir.
Misalnya, lari mungkin lebih berorientasi pada tujuan, sementara jogging memiliki pendekatan yang lebih santai.
3. Jogging lebih baik untuk kesehatan
Keduanya adalah olahraga yang baik bagi kesehatan.
Namun, jogging disebut lebih baik bagi kesehatan.
Ini mungkin salah satunya berkaitan dengan intensitas lari yang lebih tinggi, Sebuah studi tahun 2015 dari Journal of American College of Cardiology menemukan bahwa jogging dapat membuat umur hidup kita lebih panjang, sementara lari tidak.
Studi ini diikuti 5.000 peserta dan pars peneliti melacak langkah mereka.
Kesehatan dan kematian peserta kemudian dipantau selama 12 tahun ke depan.
Hasilnya, 28 orang yang melakukan jogging dan 128 yang tidak jogging meninggal.
Para peneliti menyimpulkan bahwa orang yang jogging dengan intensitas sedang memiliki risiko kematian yang lebih rendah daripada para pelari.
Selain itu, penelitian menemukan bahwa peserta yang tidak banyak bergerak memiliki tingkat kematian yang sama dengan pelari berat.
Intinya, melakukan jogging dengan intensitas sedang beberapa kali seminggu dapat meningkatkan harapan hidup di antara manfaat lainnya.
4. Perbedaan gerakan tubuh
Salah satu perbedaan jogging dan lari yang utama berkaitan dengan gerakan tubuh.
Adnan Munye, seorang pelatih pribadi, spesialis cedera olahraga dan pendiri AMMFitness, mengatakan bahwa jogging memiliki irama yang cenderung seperti melompat, sedangkan lari terdiri dari langkah yang lebih panjang dan gerakan lengan yang lebih cepat.
Karena lari menuntut langkah yang lebih panjang dan gerakan lengan yang menyertainya, sering kali lari juga membutuhkan tenaga fisik yang lebih besar.
Menurut David Barbour, salah satu pendiri Vivio Life Sciences, dalam artikel November 2018 yang diterbitkan oleh Elite Daily, mengatakan bahwa dampak jogging terhadap persendian dan otot tidak terlalu keras, jika dibandingkan dengan lari.
"Kita juga mungkin dapat mempertahankan jogging untuk jarak dan waktu yang lebih lama," ungkapnya.
(*)