Kesehatan dan kematian peserta kemudian dipantau selama 12 tahun ke depan.
Hasilnya, 28 orang yang melakukan jogging dan 128 yang tidak jogging meninggal.
Para peneliti menyimpulkan bahwa orang yang jogging dengan intensitas sedang memiliki risiko kematian yang lebih rendah daripada para pelari.
Selain itu, penelitian menemukan bahwa peserta yang tidak banyak bergerak memiliki tingkat kematian yang sama dengan pelari berat.
Intinya, melakukan jogging dengan intensitas sedang beberapa kali seminggu dapat meningkatkan harapan hidup di antara manfaat lainnya.
4. Perbedaan gerakan tubuh
Salah satu perbedaan jogging dan lari yang utama berkaitan dengan gerakan tubuh.
Adnan Munye, seorang pelatih pribadi, spesialis cedera olahraga dan pendiri AMMFitness, mengatakan bahwa jogging memiliki irama yang cenderung seperti melompat, sedangkan lari terdiri dari langkah yang lebih panjang dan gerakan lengan yang lebih cepat.
Karena lari menuntut langkah yang lebih panjang dan gerakan lengan yang menyertainya, sering kali lari juga membutuhkan tenaga fisik yang lebih besar.
Menurut David Barbour, salah satu pendiri Vivio Life Sciences, dalam artikel November 2018 yang diterbitkan oleh Elite Daily, mengatakan bahwa dampak jogging terhadap persendian dan otot tidak terlalu keras, jika dibandingkan dengan lari.
"Kita juga mungkin dapat mempertahankan jogging untuk jarak dan waktu yang lebih lama," ungkapnya.
(*)