"Semakin intens lari, semakin tinggi level kortisol. Kita tahu bahwa lari bisa merusak sistem imun hingga tiga hari setelah kompetisi atau olahraga berat," kata Infectious Disease Specialist, Amesh A. Adalja.
Namun, bukan berarti lari buruk bagi sistem imun. Tetapi daripada lari lebih baik beri keseimbangan antara olahraga berat dan olahraga low-impact seperti jalan kaki.
6. Berinteraksi dengan teman dan kerabat
Pernahkah berlari bersama teman-temanmu pada waktu yang bersamaan? Hal ini sulit dilakukan, karena napas setiap orang berbeda-beda dan pada saat berlari jarang kita bisa mengobrol karena napas sudah ngos-ngosan.
Berbeda dengan jalan kaki, olahraga ini justru tepat untuk berinteraksi dengan kerabat dan keluarga sambil tetap aktif. Jalan kaki lebih bermanfaat dibanding lari.
Olahraga bersama teman bisa berdampak baik bagi kesehatan. NBC News pada 2017 menulis, olahraga dengan grup terbukti meningkatkan pelepasan endorfin dan menjadi motivasi baik untuk rutin berolahraga.
7. Jalan kaki lebih mudah untuk dipertahankan
Blozy mengatakan, jalan kaki adalah aktivitas yang hampir semua orang bisa lakukan. Jadi, jalan kaki adalah olahraga yang tepat bagi pemula untuk mulai rutin bergerak.
Baca Juga: Lewat Pernyataan Resmi, Tim Dokter Jantung IDI Bantah Video Viral Penyelamatan Jantung, Ini Pertolongan Pertama Kegawatan Jantung yang Benar
Karena ringan dan mudah dijalankan, jalan kaki cenderung lebih mudah dipertahankan, dan menjadi cara yang tepat bagi banyak orang untuk tetap aktif.
Hal ini berbeda dengan olahraga lari yang membutuhkan motivasi lebih untuk konsisten rutin melakukannya. Jadi jelas, jalan kaki lebih bermanfaat dibanding lari.(*)