Ia pun meminta jasa seorang dokter ahli kecantikan untuk ke rumahnya untuk membantunya menghilangkan kerutan yang mulai muncul, mengencangkan kulit, serta memperbaiki kontur wajahnya melalui terapi nonbedah yang disebut 3D treatment.
Yaitu kombinasi botox, filler, dan thread lift, yang saat ini sedang digemari banyak perempuan ibu kota.
Terapi diawali dengan menyuntikkan cairan pemati rasa atau bius lokal di beberapa bagian di pipi Maia. Saat akan memasukkan jarum ke kulit pipi Maia, sang dokter memberitahu, jarum itu akan menimbulkan rasa sakit.
Maia pun buru-buru mengambil ponselnya.
“Untuk mengalihkan perhatian saja. Bisa juga sambil zikir,” jelas Maia santai.
Satu demi satu jarum itu dimasukkan ke bawah kulit pipi kiri dan kanan Maia.
Menurut Maia, saat pipinya ditusuk dan dimasuki jarum, tentu saja rasanya sakit.
“Tapi sakitnya tidak seberapa, karena sebelumnya, kan, sudah dibius lokal,” ujar Maia yang mengaku mulai melakukan tindakan ini sejak 2008 dan melakukannya hanya sekali dalam setahun.
“Awalnya memang ngeri. Terbayang, kan, wajah ditusuk-tusuk? Mungkin ada 20 kali ditusuk-tusuk, sudah seperti main debus. Tapi hanya sekilas saja, kok sakitnya, enggak seperti dioperasi yang bisa berhari-hari (sakitnya),” katanya lagi.
Meski prosesnya terasa sakit, ia mengaku kecanduan lantaran ingin selalu tampil menawan.(*)