Sebelum dan sesudah eksperimen, semua partisipan dari empat kelompok telah diambil sampel air liurnya untuk menguji kadar hormon stres kortisol.
Hasilnya menunjukkan, kelompok yang diperbolehkan mengelus anjing dan kucing selama 10 menit, mengalami penurunan kortisol lebih banyak dibanding partisipan lainnya.
Meski partisipan di kelompok dua hingga empat juga mengalami penurunan kadar kortisol, tapi jumlahnya hanya sedikit.
“Kami sudah tahu bahwa partisipan pasti sangat menikmati interaksi dengan hewan. Bermain dengan anjing dan kucing membantu meningkatkan emosi positif mereka,” kata Patricia Pendry, profesor dari Department of Human Development WSU sekaligus wakil pemimpin studi ini.
“Kami ingin mempelajari apakah eksposur dari hewan peliharaan dapat mengurangi stres. Ternyata, itu memang memiliki manfaat signifikan bagi kesehatan fisik dan mental,” imbuhnya.
Penelitian terbaru ini tidak menjelaskan secara spesifik mengapa mengelus hewan dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Yang pasti, bermain dengan mereka terbukti memberikan dukungan sosial dan emosional.
“Banyak orang menganggap hewan peliharaan mereka memberikan dukungan emosional yang lebih baik dibanding sesama manusia,” pungkas Pendry.
Masih belum diketahui apakah interaksi dengan hewan peliharaan ini memengaruhi kondisi mental atau kesejahteraan seseorang dalam jangka panjang. (*)