Teh juga merupakan satu-satunya tanaman yang membuat asam amino L-theanine, yang dikenal untuk menenangkan dan memfokuskan pikiran serta mengurangi stres.
Pengobatan Tiongkok tradisional dan praktisi ayurvedic telah lama menggunakan teh untuk meningkatkan pencernaan, mempercepat penyembuhan luka, menstabilkan gula darah, meningkatkan kesehatan jantung, dan meningkatkan fungsi mental.
Sedangkan, penelitian modern menunjukkan secara teratur minum teh dapat bermanfaat bagi berbagai kondisi, termasuk diabetes tipe 2, obesitas, gangguan mood, dan bahkan beberapa jenis kanker.
Potensi racun dalam teh
Teh itu sendiri sangat sehat, tetapi terkadang terkontaminasi dengan pestisida dan logam berat.
Tanaman teh adalah "hyperaccumulators" yang berarti mereka sangat mahir dalam mengekstraksi agen dari tanah dan menumpuknya di daun.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui di mana teh yang akan kita minum ditanam, bagaimana pabrik memproses dan mengemasnya, dan bahkan jenis kantong teh apa yang digunakan.
Cina adalah produsen teh terbesar di dunia, dengan 8 juta petani teh.
Sayangnya, mereka juga pengguna pestisida terbesar di dunia.
Produsen biasanya tidak mencuci daun teh sebelum dikemas atau dikemas, jadi jika tanaman disiram dengan pestisida, mereka akan meresap langsung ke dalam cangkir kita.
Teh selain tercemar pestisida, teh juga dapat mengandung pewarna buatan, perasa, dan bahan yang dimodifikasi secara genetik (GMO).