Mereka menganalisa 79 orang, di mana 2/3 adalah seorang pelari.
Beberapa di antara para pelari ini mengaku berlari lebih dari 30 kilometer sepekan dalam latihan.
Mereka dikelompokkan sebagai grup pelari jarak jauh.
Pelari lainnya mengaku berlari antara 12 hingga 25 mil dalam satu pekan.
Semua pelari sudah berlari setidaknya selama lima tahun.
Sementara kelompok terakhir adalah mereka yang tak pernah latihan berlari sama sekali.
Untuk mendapat hasil yang akurat, peneliti meminta relawan memakai Akselerometer selama sepekan.
Kemudian tulang belakang mereka diperiksa menggunakan MRI untuk mengukur ukuran dan kecairan cakram.
Hasilnya memang ada perbedaan, dimana cakram atau bantalan tulang rawan para pelari lebih besar dan berisi banyak cairan dari pada orang yang tidak berlari.