"Sejak tak jual saya tidak ada penghasilan," ujarnya.
Lebih lanjut, Mugi mengaku sebenarnya ia tak ingin menjual tanahnya.
Namun, ia sering didatangi perwakilan dari pihak Pertamina saat sedang berada di sawah dan dirayu untuk menjual tanah miliknya.
"Setiap saya di kebun, saya didatangi dan dirayu-rayu mas, mau diberikan pekerjaan anak-anak saya pokoknya dijanjikan enak-enak, tapi sekarang mana enggak ada," katanya.
Hal senada dikatakan Musanam (60), warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban, yang mengaku terbuai dengan janji PT Pertamina GRR yang akan memberikan pekerjaan dalam proyek pembangunan kilang tersebut.
Setelah menjual tanahnya, Musanam kehilangan penghasilan tetapnya sebagai petani.
Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, ia terpaksa menjual beberapa ekor sapi miliknya.
"Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah tak jual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," kata Musanam. (*)