"Nggak bisa, aku suka dua-duanya," jawab Anang tegas.
Sepertinya Atta salah memilih game untuk Anang.
"Politisi atau seniman? Nggak bisa dua-duanya," tanya Atta masih mencoba.
"Lho, yang aku jalanin dua-duanya soalnya! Ini salah ini! Ngapain aku disuruh milih yang dua-duanya aku jalanin," jawab Anang lagi.
Ogah menyerah, Atta pun terus melempar pertanyaan antara politisi atau business man dan seniman atau business man.
Menurut Anang, ia mencoba mencari jalan tengah yang membuatnya bisa menjalani semua perat ini sekaligus.
"Nggak ada pilihan, kan aku jalani dua-duanya dan aku mencari jalan itu. Justru nanti kalau aku udah menemukan jalan tengah, aku akan pilih yang di tengah itu," jelasnya.
"Separuh Jiwaku Pergi atau Jodohku?" tanya Atta.
"Dua-duanya sudah aku jalani, terus aku suruh milih lagi? Kalau bicara time waktu, Separuh Jiwaku itu usang, tapi current yang aku jalani adalah Jodohku," jawab Anang.
"Musisi atau suami?" tanya Atta lagi.
"Tuh dia kan. Hari ini aku musisi dan aku juga suami. Terus aku hari ini harus mentahkan satu. Ngapain? Aku juga bingung ada pertanyaan pokoknya lu harus buang satu. Ya ngapain gue jalanin dua kalau dibuang. Lu gila ya nyuruh gua? Mana gue mau!" bantah Anang panjang lebar.