Dengan tema Semakin Otentik, Dapur Solo memiliki misi luas memperluas kekayaan budaya Jawa melalui setiap sajian yang dihadirkan.
Tak ingin kalah dari maraknya sajian Mancanegara yang semakin menjamur dan justru menjadi favorit kaum generasi muda, Dapur Solo kerap melakukan pengembanan rasa dan kualitas demi menciptakan sajian yang ‘ngangeni’.
Baca Juga: Resep Creamy Kiwi Lamington: Camilan Sehat Nikmat Khas New Zealand
Tujuannya agar masyarakat bisa menyantap berbagai jenis hidangan dari Pulau Jawa tanpa harus ke kota asalnya namun dengan rasa yang juga otentik.
“Otentisitas paling penting, bahkan bahan-bahannya juga harus otentik,” sebut Swandari Sumarga, pendiri Dapur Solo.
Bahkan wanita yang akrab disapa Ny. Kwan ini mengibaratkan gudeg yang tak bisa bercita rasa Tom Yam lantaran harus otentik agar nilai makanan tak hilang.
Baca Juga: Resep Camilan Sehat dan Nikmat Chocolate Honey Kumara Khas New Zealand
Disinggung soal masa pandemi yang sedang melanda, Ny. Kwan memberikan pendapatnya,"Merintis usaha kuliner di masa pandemi seperti ini memang tidak mudah, tapi kita punya banyak cara untuk bisa bertahan dan bahkan bisa membuat restoran baru lagi. Kita harus bisa menyajikan menu yang khas dan disukai banyak orang,"
Bernuansa modern namun tetap mengadaptasi budaya Jawa, Dapur Solo menyajikan berbagai hidangan yang terdiri dari aneka nasi, sup/kuah, sate, kudaman hingga minuman tradisional.
Tepatnya seperti Selat Solo, Nasi Gudeg Jogja, Nasi Lingga, Garang Asem Ayam, Sosis Solo, Tahu Petis, Wedang Uwuh, Wedang Gula Asem, Es Lidah Buaya dan banyak yang lainnya.
Terus menjunjung tinggi budaya Jawa tentang keramahtamahan, Dapur Solo juga menyajikan pelayanan yang ramah sebagai pedoman dasar.