"Semua biasa-biasa saja, tidak ada gejolak atau intervensi baik fisik dan psikis terhadap HW."
"Alhamdulillah, warga binaan di sini baik-baik. Perlu digarisbawahi, semua (warga binaan) kami berikan hak yang sama, tidak ada perlakuan khusus sama sekali siapapun itu," imbuhnya.
Seperti informasi yang dihimpun dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TPA) Kabupaten Garut, bahwa korban yang awalnya berjumlah 12 kini bertambah menjadi 21 santriwati.
Para korban tak hanya berasal dari Garut namun juga daerah lain yang tersebar di Jawa Barat. (*)