Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

WWF Adakan Pelatihan Teknik Penanganan Mamalia Laut Terdampar

Alfa - Rabu, 03 November 2021 | 10:32
kegiatan Pelatihan Penanganan Mamalia Laut Terdampar. pada 1-2 November 2021 di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH USK).
Dicky Bisinglasi - WWF

kegiatan Pelatihan Penanganan Mamalia Laut Terdampar. pada 1-2 November 2021 di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH USK).

WIKEN.ID - Beberapa waktu yang lalu, atau tepatnya pada bulan november 201, terdapat 10 ekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar dipantai Aceh

Yang menyedihkan, 4 dari 0 paus yang terdampar itu mati.

Kejadin itu bukanlah yang pertama. Pada tahun 2021, seekor Paus Baleen diketahui terdampar di Pantai Ujung Pancu, Aceh Besar.

Dengan kondisi ini, Yayasan WWF Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH USK) mengadakan kegiatan Pelatihan Penanganan Mamalia Laut Terdampar pada tanggal 1-2 November 2021.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasimengtas kemampuan peserta sebagai First Responder dalam penanganan dan memberikan pertolongan pertama pada kejadian mamalia laut terdampar.

Paus terdampar yang umumnya memiliki ukuran mencapai belasan meter, untuk itu diperlukan adanya timyang terlatih.

Dari data yang dikumpulkan oleh Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (Dit. KKHL), pada tahun 2020 hingga Februari 2021 telah tercatat 173 kasus mamalia laut terdampar di Indonesia.

Dalam setiap kejadian terdampar, respon cepat dari tenaga medis dan relawan memiliki peranan penting yang memengaruhi tingkat keselamatan (survival rate) satwa. Kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten dalam teknik penanganan, pelepasliaran, hingga aspek medis dalam kejadianmamalia laut terdampar menjadi beberapa alasan yang melatarbelakangi kegiatan pelatihan jejaring First Responder.

“Sejak tahun 2013 hingga sekarang ini setidaknya terdapat 1.200 orang di berbagai wilayah Indonesia yang telah berkompeten sebagai tenaga First Responder,” jelas Drh. Dwi Suprapti, M.Si selaku salahsatu penyuluh dalam kegiatan Pelatihan Penanganan Mamalia Laut Terdampar

Menurut Drh. Dwi Suprapti, M.Si yang dikutip dari rilis WWF yang diterima redaksi WiKEN.ID., pelatihan ini penting dilakukan karena penangananyang tidak tepat dapat membahayakan satwa, maupun tenaga First Responder itu sendiri.

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH USK) sebagai penyelenggara kegiatan, yang juga difasilitasi I AM Flying Vet Indonesia dan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut(BPSPL) wilayah Padang Satuan Kerja (Satker) Aceh sangat mendukung langkah-langkah yang dilakukan terhadap upaya perlindungan dan pelestarian mamalia laut di Indonesia.

Menurut Dekan FKH USK, Drh. Teuku Reza Ferasyi, MSc., PhD., penguatan kegiatan ini adalah langkah tepat sebagai strategi penanganan mamalia laut terdampar melalui pemberianwawasan dan pelatihan.

Editor : Wiken





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x