Produsen biasanya tidak mencuci daun teh sebelum dikemas atau dikemas, jadi jika tanaman disiram dengan pestisida, mereka akan meresap langsung ke dalam cangkir kita.
Teh selain tercemar pestisida, teh juga dapat mengandung pewarna buatan, perasa, dan bahan yang dimodifikasi secara genetik (GMO).
Dalam satu penyelidikan, para peneliti menemukan semua sampel teh dari Cina dinyatakan positif mengandung setidaknya tiga jenis pestisida, dengan sepertiga mengandung hingga 29 jenis pestisida yang berbeda (banyak di antaranya ilegal).
Tanaman teh secara alami mengakumulasi fluorida dan logam berat lainnya termasuk timah, aluminium, dan arsenik.
Dikarenakan teh tumbuh di tanah asam, penyerapan logam-logam ini bahkan lebih tinggi sehingga dapat menumpuk.
Toksisitas fluoride dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti nyeri sendi, kelemahan otot, osteoporosis, gigi rapuh, masalah ginjal, dan bahkan kanker.
Teh yang terpapar aluminium juga dapat dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.
Di lain sisi, kantong teh juga memberikan masalah kesehatan, karena sebagian besar kantong teh kertas diobati dengan epichlorohydrin, sejenis karsinogen.
Kantong teh sutra terbuat dari plastik seperti nilon atau polypropylene yang tidak stabil dalam air panas.
Sebenarnya kita lebih disarankan membeli teh yang tidak dikantong.
Baca Juga: Tak Lepas dari Kacamata Hitamnya, Ternyata Syahrini Derita Penyakit Mata Ini, Bahaya Gak Sih?