"Enggak ada pak," imbuhnya.
"Oke ambil kertas sama pensil, tidak boleh ini, jangan bicara ini, terserah kalian menterjemahkannya," tandas menirukan pengawal presiden.
Setelah melewati berbagai proses, Miing dan personel Bagito datang ke lokasi.
Di lokasi tersebut, Miing, Didin dan Unang masih harus menjalani protokol keamanan yang ketat.
"Datang ke Balai Sidang, kan ada detektor, pertama kali kita ngalamin detektor hari itu yang dijaga sama paspampres," kata Miing.
"Didin pakai dasi, gue pakai baju anak betawi, Unang jadi preman Jogja, bawa blankon, bawa pakaian Jawa, bawa keris," imbuhnya.
Dilansir dari Sosok, kejadian mencengangkan pun terjadi saat Unang melontarkan candaan pada pasukan pengawal presiden yang berjaga di pintu masuk.
Karena membawa keris, Unang mendapatkan teguran dari pasukan pengawal presiden.
"Keris kena detektor, 'saudara bawa senjata tajam', Unang sok kepedean kalau paspampres kenal dia, kapan nonton TV, orang ngawal presiden terus, enggak tahu Unang dong," ujar Miing.
"Saya kan jadi Kardiman orang Jawa, kenapa pakai keris, karena kalau pakai silet kekecilan," imbuhnya.