WIKEN.ID - Bercinta memang terkadang dapat menguras energi.
Kegiatan bercinta atau berhubungan seks tidak hanya bermanfaat membakar kalori.
Anda juga bisa memetik manfaat kesehatan lain seperti menurunkan tekanan darah, mengurangi nyeri, sampai menurunkan risiko kanker prostat.
Lantas, berapa banyak kalori yang terbakar dalam satu sesi bercinta? Melansir The Healthy, studi menunjukkan berhubungan seks selama 25 menit dapat membakar sedikitnya 100 kalori untuk pria, dan 69 kalori untuk wanita.
Pria umumnya lebih banyak membakar kalori ketimbang wanita karena biasanya mengeluarkan lebih banyak energi dan lebih aktif saat bercinta.
Pembakaran kalori antara pria dan wanita juga terlihat saat olahraga lari ringan selama 30 menit. Pria rata-rata bisa memangkas 276 kalori, sedangkan perempuan hanya 213 kalori. Seks atau bercinta yang santai dan romantis memang menyenangkan.
Tak heran beberapa orang akan langsung tertidur sehabis bercinta, walau seharusnya membersihkan tubuh terlebih dahulu.
Hal ini membuat tim psikolog dari University Albany, New York, Amerika Serikat tergerak meneliti hubungan antara pasca sesi bercinta dan keinginan untuk tidur.
Baca Juga: Ayu Ting Ting dan Adit Jayusman Dikabarkan Bakal Menikah, Beginilah Kedekatan Bilqis dan Rania
Dikutip dari Kompas.com, Berdasarkan temuan ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal Evolutionary Behavioral Sciences disebutkan, perempuan lebih mungkin tertidur setelah bercinta dibanding pria.
“Ungkapan bercinta adalah obat tidur alami sering digunakan untuk menangkap gagasan bercinta mungkin memiliki sifat penenang."
"Tetapi belum banyak penelitian tentang efek bercinta terhadap tidur,” kata para penulis seperti dikutip Psychology Today.
"Kami menemukan perempuan lebih mungkin tertidur dibandingkan laki-laki sehabis bercinta."
"Rasa kantuk pasca bersenggama semakin meningkat setelah orgasme terjadi, ini dialami oleh perempuan maupun laki-laki,” tambah para penulis.
Terkait dugaan tidur meningkatkan kemungkinan untuk hamil, peneliti memiliki teorinya sendiri. Dikatakan, manusia memiliki postur tegak dan gerakan bipedal yang digunakan sebagai alat untuk menavigasi lingkungan secara efisien dan optimal. Salah satu kelemahan dari postur tegak adalah menempatkan sistem reproduksi perempuan berada di sudut bawah, dan ini terkait gravitasi.
Hal ini tidak ideal untuk mempertahankan sperma dan memaksimalkan kemungkinan pembuahan saat bercinta. Menurut psikolog, untuk mengatasi masalah tersebut, cairan mani dengan sifat seperti obat penenang bisa membantu, karena mendorong perempuan untuk tertidur. Cara itu memungkinkan lebih banyak sperma yang disimpan di saluran reproduksi dan selanjutnya meningkatkan kemungkinan pembuahan.