Follow Us

Mediterania Timur Berubah Jadi Medan Ketegangan, Erdogan Tantang Balik Negara yang Menentang Turki, Pentolan NATO Salah Satunya

Pipit - Kamis, 27 Agustus 2020 | 15:30
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
hurriyetdailynews.com

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Ketegangan antara Turki dan Yunani meningkat setelah Ankara mengirim kapal survei Oruc Reis ke perairan Mediterania Timur yang disengketakan bulan ini, tindakan yang Athena sebut ilegal.

Turki dan Yunani, sekutu NATO, sangat tidak setuju atas klaim atas sumber daya hidrokarbon di daerah tersebut berdasarkan pandangan yang bertentangan tentang sejauh mana landas kontinen mereka di perairan yang sebagian besar dihiasi dengan pulau-pulau Yunani.

“Jika ada orang yang mau menerima akibatnya, mereka dipersilakan untuk menghadapi kami. Jika tidak, maka mereka harus pergi agar kami bisa menangani urusan kami sendiri,” kata Erdogan.

Jerman berusaha menengahi antara Ankara dan Athena. Yunani dan Turki mengatakan, mereka menginginkan dialog. Tapi, masing-masing memperingatkan, mereka akan terus mempertahankan hak-hak mereka di wilayah tersebut.

Suasana semakin memanas setelah Prancis, yang merupakan salah satu pentolan NATO, bergabung dengan latihan militer dengan Italia, Yunani, dan Siprus di Mediterania Timur.

Baca Juga: Kelewat Happy, Gelagat Aneh Sule Dibaca oleh Anang Hermansyah dan Ashanty: Jangan-jangan Udah Kawin Diem-diem?

“Mediterania Timur berubah menjadi area ketegangan. Menghormati hukum internasional harus menjadi aturan dan bukan pengecualian," kata Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly di Twitter, Rabu (26/8).

"Itu tidak boleh menjadi arena bermain ambisi beberapa orang," tegasnya seperti dilansir Reuters.

Parly mengatakan, tiga jet tempur Rafale dan sebuah kapal perang yang dilengkapi dengan helikopter Prancis akan menjadi bagian dari latihan militer gabungan Italia, Yunani, dan Siprus di Mediterania Timur.

“Pesan kami sederhana: prioritaskan pada dialog, kerjasama dan diplomasi sehingga Mediterania Timur menjadi wilayah yang stabil dan menghormati hukum internasional,” ujar Parly.

(*)

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Kian panas, Erdogan: Jika ada yang mau menerima akibatnya, silakan hadapi kami".

Editor : Pipit

Latest