Follow Us

Tolak Mentah-mentah Klaim China Atas Laut China Selatan, Australia Diduga Punya Agenda Khusus, Apakah Tentang Indonesia?

Pipit - Selasa, 28 Juli 2020 | 13:20
Bendera Australia
Hugo Heimedinger

Bendera Australia

Australia akan sadar akan kontrol China tersebut, sehingga Australia harus bergerak lebih cepat menggunakan logika "segera gunakan atau nanti akan kehilangan".

Baca Juga: Pernah Dipertanyakan Ruben Onsu Soal Konten Youtubenya, Nikita Mirzani Tak Malu Ngaku Pernah Tak Pakai Baju Saat Ngonten Bareng Billy Syahputra

Namun, berargumen dengan China terkait sanksi yang akan diterapkan jika China nakal akan sebabkan ketidakstabilan dan krisis berkepanjangan.

Sehingga, walaupun Australia memiliki senjata dengan jangkauan 4000 km sangatlah problematis, bahkan untuk lakukan pendekatan pencegahan dengan strategi penolakan.

Senjata sekuat itu sebabkan ambiguitas atau makna ganda, karena bisa digunakan untuk serang lapangan terbang jet tempur tetapi Australia bisa dengan mudah menjadi target serangan nuklir.

Senjata sejauh 4000 km akan keluarkan China dari jangkauan serangan itu, sehingga tunjukkan jika Australia tidak menghukum China secara langsung.

Namun, pulau-pulau buatan yang dikatakan menjadi milik China akan terkena, dan itu tentu membuat China berang.

Lebih lagi, senjata yang jarak serangnya 4000 km itu akan sangat kuat bisa menghancurkan Indonesia.

Sam Roggeveen, penulis lain untuk Australian Strategic Policy Institute, sebutkan mengapa Jakarta penting untuk tidak dijadikan target serangan Australia.

Saat Indonesia lemah, Australia dapat suka-suka kembangkan jet tempur F-111 tanpa mendapat serangan balasan dari Jakarta.

Namun, kekuatan militer Indonesia semakin kuat setiap harinya, tengah abad ini dikatakan kekuatan militer Indonesia akan bangkit, sampai bisa kirim rudal jarak jauh sendiri.

Sehingga bagi Sam Roggeveen, dalam menyatakan pernyataannya Australia harus tegas tidak akan berikan ancaman untuk Jakarta.

Editor : Pipit

Latest