Setelah pandemi Covid-19, para warga binaan tidak bisa menerima kunjungan keluarga sesuai protokol kesehatan sehingga mempengaruhi kondisi psikologis mereka.
“Lalu Ibu Kalapas punya ide membuat perpustakaan outdoor. Jadi ketika warga binaan ke sini (perpustakaan outdoor) rasanya seperti tidak dipenjara. Kebahagiaan mereka itu kan bertemu keluarga,” ujarnya.
Untuk merawat dan membersihkan taman tersebut ada 11 orang warga binaan yang berbagi tugas.
Menurutnya para narapidana bisa memanfaatkan lokasi tersebut untuk curhat kepada alam.
“Kami ingin para warga binaan tidak terlalu merasa tertekan oleh pandemi Covid-19, sehingga perlu ada tempat seperti ini,” tambah Angie.
Lapas Pondok Bambu memang memberikan ketrampilan bagi para warga binaan, di antaranya menjahit, menyulam, melukis, salon kecantikan, termasuk beternak ikan lele.
Ada dua tempat beternak lele di Lapas Perempuan Pondok Bambu, yang telah dipanen untuk pertama kalinya.
Selain berkebun, membaca buku juga merupakan kegiatan rutin Angie.
“Membaca buku membuat saya bisa melihat dunia tanpa harus keluar dari penjara ini," katanya sambil tersenyum.
Ibu satu orang anak tersebut mengaku pada 2022 bisa menghirup udara bebas di luar tembok lapas. Apakah akan kembali terjun ke dunia politik setelah bebas?