“Kami, warga binaan di sini yang semua perempuan, mengerjakan sendiri taman ini secara bertahap. Perlu waktu satu tahun hingga jadi seperti ini,” ujar perempuan kelahiran Australia itu.
Taman itu semula brandgang yang dipakai untuk membuang puing-puing dan barang-barang bekas.
Namun kini lokasi itu menjadi hijau dan asri.
Ada tanaman anggrek, bunga-bunga, hidroponik, taman bacaan, dan gazebo yang terbuat dari bambu bekas.
“Saya sengaja memilih kegiatan di outdoor supaya badan saya terkena sinar matahari dan mengeluarkan keringat,” kata Angie.
Meski taman tersebut rindang, Angelina Sondakh harus sering mengusap keringat yang membasahi wajahnya.
Menurut Angie, bermula dari program kemandirian yang diluncurkan Kementerian Hukum dan HAM, kemudian direkrut warga bianaan yang mau membuat konstruksi pemula dari taman tersebut.
“Belajar lah kami membuat gazebo, bagaimana cara ngebor, masang atap dan sebagainya. Jadi kalau kelihatan kurang rapi, ya maklum karena yang kerja perempuan semua,” katanya.
Baca Juga: Paula Nangis Kejer Gara-gara Tingkah Baim Wong Sampai Kiano Jadi Tumbalnya: Kamu Kok Gitu!
Termasuk diajari memasang keramik, membuat adonan semen dan pasir.
“Jadi semua yang ada di sini memanfaatkan barang-barang bekas. Termasuk wastafel itu, kami bikin dari bambu bekas dan ember bekas,” katanya.