"Malamnya saya susah tidur. Bukan karena deg-degan mau menikah, tapi lebih pada protokoler kesehatan yang saya pakai sudah memenuhi standar atau tidak. Juga, apakah tamu saya tidak melebihi kuota," terang Iik.
Selain itu, sebenarnya Iik juga dilanda rasa takut akan tertular virus yang tak kasat mata ini.
Namun, karena tanggal pernikahan sudah ditentukan sejak lama, Iik sebisa mungkin mematuhi protokoler kesehatan yang telah diarahkan pemerintah.
"Sebelum melangsungkan pernikahan, pihak Kantor Urusan Agama (KUA) sudah menyampaikan untuk mempersiapkan beberapa alat kesehatan yang harus digunakan oleh mempelai dan keluarga," tambahnya.
Alat kesehatan yang dipersiapkan Iik di antaranya, masker, sarung tangan, face shield, dan hand sanitizer.
Meski terkesan mendadak, Iik tak merasa kesulitan dalam menyiapkan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk pernikahannya.
Ia membeli langsung pada distributor yang juga merupakan rekanannya.
Iik mengaku, meski dalam keadaan seperti ini, ia tetap tak kehilangan momen sakral dalam pernikahannya.
Bahkan, ia merasa pernikahan ini lebih spesial karena akan menjadi kenangan tersendiri.