WIKEN.ID-Ketika sudah menemukan sosok yang tepat menjadi pendamping hidup, orang-orang memutuskan untuk menikah.
Namun bagaimana jika orang yang dirasa tepat itu justru adalah saudara sendiri?
Inilah yang dialami oleh pasangan suami istri yang telah menikah selama 30 tahun.
Pada akhir Desember 2019, pengguna Twitter @ibcig mengunggah sebuah utas di Twitter mengenai kisah rumah tangga.
Kisah itu diceritakan oleh gurunya.
Ibcig memberitahu bahwa suami gurunya merupakan seorang pengacara yang biasa mengurusi masalah perceraian.
Satu hari, suami gurunya itu menangani kasus perceraian sepasang suami istri yang sudah lama menikah.
Pasangan ini menikah selama 30 tahun, memiliki anak dan cucu, dan merupakan pasangan yang saling mengasihi.
Tetapi satu ketika, mereka memutuskan untuk bercerai.
Ini terjadi karena mereka baru mengetahui bahwa selama ini mereka adalah saudara kandung.
Jadi, pasangan ini memiliki ayah yang sama, yang adalah seorang pengemudi truk.
Sebagai pengemudi truk, pekerjaannya mengharuskannya bepergian ke seluruh Malaysia dan saat itulah ia menikah diam-diam.
Diasumsikan bahwa kedua istrinya tidak pernah tahu bahwa pria itu memiliki dua keluarga.
Istri muda tinggal di Terengganu, sedang istri tuanya tinggal di Johor.
Tidak seperti saat ini, tersedia Facebook, yang memudahkan seseorang untuk menyelidiki seseorang.
Ketika mengetahui nama ayah keduanya sama, pasangan ini berpikir itu hanya kebetulan.
Ayah mereka meninggal ketika mereka berdua di sekolah dasar, membuat mereka tak tahu bahwa mereka bersaudara kandung.
Satu hari, ketika ibu dari pihak suami meninggal, seluruh keluarga datang untuk melayat.
Di sana, pria itu tidak sengaja menemukan foto ayahnya dan menunjukkan foto itu pada istri dan ibu mertuanya.
Dan saat itulah, istri dan ibu mertuanya terkejut setengah mati.
Ibu dari pihak wanita lalu mengatakan bahwa pasangan itu adalah saudara kandung dan mereka tidak punya pilihan selain untuk bercerai.
Bayangkan membangun rumah tangga selama hampir 30 tahun, dan memiliki anak dan bahkan cucu, dan kemudian harus berpisah karena satu kesalahan yang terjadi, bukan karena kesalahan satu orang.(*)