Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sudah Potong Lebih dari 100 Kepala Manusia, Algojo ISIS Bocorkan Penghasilannya untuk Setiap Kepala yang Dipenggalnya

Amel - Selasa, 05 Mei 2020 | 08:30
Sudah Potong Lebih dari 100 Kepala Manusia, Algojo ISIS Bocorkan Penghasilannya untuk Setiap Kepala yang Dipenggalnya
thesun

Sudah Potong Lebih dari 100 Kepala Manusia, Algojo ISIS Bocorkan Penghasilannya untuk Setiap Kepala yang Dipenggalnya

WIKEN. ID -Hingga kini nama ISIS masih eksis sebagai salah satu kompok teror di Timur Tengah.

Salah satu yang sering disorot dari ISIS adalah mengenai, aksi video pemenggalan kepala oleh kelompok tersebut.

Siapa sangka ternyata inilah sosok algojo pemenggal kepala tersebut.

Menurut Dailystar pada Jumat (30/8/19), dia adalah pejuang ISIS kelahiran Belgia, Anouar Haddouchi, dijuluki 'algojo Raqqa' karena telah memotong lebih dari 100 kepala manusia.

Baca Juga: Beradegan Mesra di Ranjang Bersama Reino Barack Hingga Rela Membohongi Sang Suami Demi Hal Ini, Aisyahrani Sampai Marah: Tidur Beneran!

Selama melakukan pemenggalan dia mengaku telah mendapatkan komisi hingga 10.000 poundsterling atau sekitar Rp172 juta.

Menurut keterangan Het Laatste Nieuws, Haddouchi ditangkap ketika bersama istrinya Julie Maes oleh pasukan milisi Kurdi di Suriah.

Pasangan itu ditangkap, setelah pertempuran untuk kubu ISIS terakhir di Baghouz.

Het Laastste mengatakan belum diketahui apakah Haddouchi akan diadili di Suriah, Belgia, atau Prancis karena diduga terlibat dalam serangan di Brussels dan Prancis.

Jika kemungkinan diadili di Irak, tersangka mungkin akan mendapatkan hukuman mati.

Baca Juga: Pamer Foto Tidur Berdua, Posisi Zaskia Gotik dan Sirajuddin Mahmud Ini Bikin Netizen Geleng Kepala: Mau Tidur Aja..

Pria 35 tahun itu, berbasis di Birmingham Inggris sampai 4 tahun sebelum pindah ke Suriah dan berperan sebagai algojo ISIS.

Selama karirnya sebagai algojo dia telah memenggal lebih dari 100 kepala di alun-alun pasar pusat kota di Raqqa.

Menurut BBC, Haddouchi dan istrinya bergabung dengan ISIS pada September 2014.

Setelah mereka meninggalkan Birmingham, pasangan itu meninggalkan kredit pajak di perumahannya di Birmingham.

Baca Juga: 30 Tahun Nikah Hingga Sudah Punya Anak Cucu, Pasangan Suami Istri Ini Baru Tahu Kalau Ternyata Saudara Kandung, Sang Mertua Syok!

Rumah itu kemudian diserahkan kepada Mohamed Abrini dari Belgia-Maroko.

Abrini sendiri juga salah satu kelompok teror di mana dia terlibat dalam serangan Paris 2015 yang menewaskan 130 orang.

Sejauh ini, algojo Haddouchi telah dipenjara selama tiga tahun karena membantu aksi terorisme.

Haddouchi kemungkinan akan menghadapi dakwaan di Belgia, setelah para penyelidik mengkalim dia adalah bagian dari sel ISIS di Brussels yang merencanakan bom bunuh diri 2016 silam.

Kisah Algojo Pemenggal Kepala dari Arab Saudi

Hampir sama dengan Algojo ISIS beginilah kesaksian lagi dari algojo pemenggal kepala dari Arab Saudi.

Baca Juga: Foto Syur Syahrini dengan Presenter Kondang Ini Bocor Gara-gara Ulah Aisyahrani, Istri Reino Barack Akui: Itu Memang Foto Pribadi Aku

Gaji yang layak, jam kerja yang fleksibel, dan paket tunjangan terbaik. Itulah yang diterima oleh seorang eksekutor negara di Arab Saudi.

Seorang pria bernama Muhammad Saad Al-Beshi, seorang algojo bagikan kisahnya kepada The Guardian pada 2003 silam.

Kisahnya berawal pada tahun 1998, ketika itu Al-Beshi mendapatkan pekerjaan pertamanya di Jeddah.

"Penjahat itu diikat dan ditutup matanya. Dengan satu pukulan pedang aku memutuskan kepalanya," begitulah Al-Beshi menceritakan pengalaman pertamanya.

Baca Juga: Wanita Ini Nekat Nikahi 5 Saudara Kandungnya Sekaligus, Tiap Malam Digilir Hingga Tak Mampu Bedakan Siapa Ayah dari Anaknya: Saya Mendapat Lebih Banyak Cinta!

"Tentu saja aku gugup, memang ada banyak orang yang menonton tetapi sekarang demam panggung hanyalah sesuatu dari masa lalu," sambungnya.

Dia mengatakan bahwa dia tenang di tempat kerjanya, dan melakukan pekerjaan Tuhan.

"Aku tidak tahu mengapa mereka datang dan menonton, jika mereka tidak memiliki keinginan untuk itu, apa mereka pikir orang takut padanya?" kata Al-Beshi.

"Di negara ini kita memiliki masyarakat, yang mengerti hukum Tuhan," tambahnya.

"Tidak ada yang takut padaku, aku punya banyak kerabat dan banyak teman di masjid, dan aku menjalani kehidupan yang normal sama seperti orang lain," imbuhnya.

Baca Juga: Anang Hermansyah Ngamuk Gara-gara Aurel dan Azriel Lakukan Ini pada Adik Bungsunya: Oh My God, Terserah Deh!

Sebelum eksekusi, tidak kurang dari itu bahkan ia akan mengunjungi keluarga korban, penjahat untuk mendapatkan ampunan bagi pria yang akan dieksekusi.

"Aku selalu memiliki harapan, sampai menit terakhir dan aku berdoa pada Tuhan untuk memberikan penjahat kehidupan baru, aku selalu menjaga harapan itu tetap hidup," Jelas Al-Beshi.

Al-Beshi tidak mengungkapkan berapa banyak dia dibayar untuk melakukan eksekusi, karena ini adalah perjanjian rahasia dirinya dengan pemerintah.

Baca Juga: Kalahkan Youtuber Nomor Satu di Asia Tenggara, CEO YouTube Puji Baim Wong Habis-habisan, Jadi Salah Satu Orang Beruntung di Dunia!

Namun, baginya dia menegaskan bahwa bayaran tidaklah penting. Paling penting adalah pekerjaannya di mana dia bangga melakukan pekerjaan Tuhan.

"Saya sangat bangga melakukan pekerjaan Tuhan," Kata Al-Beshi.

Namun, dia mengungkapkan bagaimana pedang kebanggannya yang digunakan untuk menebas terksekusi bernilai sekitar 20.000 riyal atau sekitar Rp75 juta.

"Ini hadiah dari pemerintah. Aku merawatnya dan menajamkannya sesekali dan memastikan untuk membersihkannya dari noda darah," katanya.

"Ini sangat tajam, orang-orang bahkan kagum betapa cepatnya aku dapat memisahkan kepala daru tubuh tereksekusi," tambahnya.

Baca Juga: Dulu Pernah Dipaksa Foto Telanjang Hingga Disiksa Suaminya, Kini Aurelie Moeremans dapat Teguran Keras Hingga Dianggap Abaikan Hati Nurani: Bisa Jadi Mengingatkan Trauma!

Bagi Al-Beshi, mereka tereksekusi menyerahkan diri mereka sebelum dibunuh meskipun mungkin mereka berharap untuk diampuni.

Satu-satunya percakapan yang terjadi adalah ketika dia mengatakan kepada tahanan untuk mengatakan Syahadat sebelum dieksekusi.

Baca Juga: Baru Seminggu Nikah Siri dengan Pengusaha Kaya Raya, Sirajuddin Mahmud Syok dan Tak Menyangka Lihat Kebiasaan Zaskia Gotik

"Hati dan pikiran mereka terangkat, dengan melafalkan Syahadat ketika mereka sampai di alun-alun, lalu aku membaca perintah eksekusi, dan dengan sinyal aku memotong kepala tahanan," katanya.

Tidak ada perbedaan mendasar antara mengeksekusi pria dan wanita, kecuali wanita yang mengenakan jilbab, tidak ada yang diizinkan di dekat mereka, sebelum waktu eksekusi tiba.

Baca Juga: Kehamilannya Tak Diakui Suami, Kiki Amalia Nangis Kejer Ceritakan Kejadian Dirinya Kegurguran di Kamar Mandi, Markus Horison Kemana?

Saat mengeksekusi wanita, ia memiliki pilihan senjata, "itu tergantung senjata apa yang mereka inginkan, terkadang pedang atau senjata lainnya, namun sebagian besar menggunakan pedang."

Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judulSudah Potong 100 Kepala Manusia, Tukang 'Penggal Kepala' ISIS Ini Bocorkan Penggasilannya Sebagai Memenggal Kepala Manusia

Editor : Wiken





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x