Kabarnya, kini penimbun masker harus menelan pil pahit dengan merugi sampai miliaran rupiah.
Tak hanya penimbun masker saja yang merugi, penimbun termometer infrared juga mengalami hal yang sama.
"Kemaren orang rumah sempet cerita, yg punya toko di p*amuka, udh mulai ngitung2 rugi, sampe 11m katanya.
Ada temen2 yg udh nyetok Infrared termometer juga pada rugi, udah turun drastis harganya," tulis @oktalinee dalam cuitannya.
Kendati demikian, harga-harga tersebut kini sudah mulai berangsur normal.
Termasuk juga hand sanitizer, yang sempat ikut langka seperti masker.
Hingga Selasa (28/4/2020) cuitan @ferdiriva sudah mendapatkan 8.7 ribu retweet dan disukai 19.1 ribu kali oleh warganet di Twitter.
Terkait situasi ini, pakar ekonomi pun memberikan penjelasan mengapa harga masker di pasaran kini sudah tak lagi langka dan harganya berangsur normal.
Penjelasan Pakar Ekonomi
Pakar ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Lukman Hakim, Ph.D memberikan keterangannya ketika dikonfirmasi Tribunnews dilansir dari artikel "VIRAL Harga Masker Mulai Normal, Penimbun Disebut Rugi Miliaran, Ekonom: Salah Sendiri Menimbun".