WIKEN.ID -Demi mencegah penularan virus corona yang begitu cepat, pemerintah sudah melakukan beberapa kebijakan.
Baru-baru saja Presiden Jokowi memberlakukan larangan untuk mudik di Lebaran tahun ini.
Hal tersebut dilakukan demi mengurangi penyebaran virus corona.
Meski pemerintah telah menerapkan kebijakan seperti itu, masih ada orang-orang yang nekat mudik.
Banyak yang menghalalkan segala cara agar bisa mudik dan bertemu keluarga di kampung halaman.
Seperti yang dilakukan orang-orang ini, mereka nekat duduk di bagasi bus demi bisa mudik.
Foto yang memperlihatkan mereka sedang duduk di bagasi bus kini malah menjadi viral.
Tak sedikit dari mereka yang harus pulang kampung lantaran sudah tidak memiliki pekerjaan dan uang untuk hidup di Ibu Kota.
Hal tersebut kemudian membuat mereka nekat melakukan berbagai cara ekstrem untuk bisa lolos dari pengecekan polisi.
Sebuah foto orang-orang yang nekat mudik dan rela duduk di bagasi pun menjadi viral di media sosial Twitter.
Dalam foto yang diunggah oleh akun @saeval, terlihat sejumlah penumpang yang duduk di bagasi bus bersama barang-barang.
Disebutkan oleh akun itu, bahwa gambar itu diabadikan di Ciledug.
"Gambar ini diambil oleh sepupu saya di terminal bus Ciledug siang ini.
Mereka adalah pendatang yang putus asa untuk tetap mudik walaupun telah dilarang oleh pemerintah.
Demi menghindari penggerebekan selama PSBB, mereka memilih duduk di bagasi bus dengan membayar Rp 450 ribu," kata pemilik akun @saeval.
Padahal, duduk di bagasi bus bisa membawa dampak buruk bagi penumpang.
Dikutip dari Kompas.com, Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), menjelaskan bila tindakan seperti itu memang bisa saja terjadi dalam kondisi yang sudah sangat terdesak.
Namun harus diperhatikan bahayanya bila memaksakan diri menjadi penumpang di dalam bagasi.
"Harus dipikirkan dari sisi kesehatan yang berujung pada dampaknya.
Kita mengerti memang kondisinya ini sangat kacau, tapi di satu sisi kita harus pahami bila ruang bagasi itu bukan peruntukannya untuk manusia, tapi barang," ujar Jusri, Minggu (26/4/2020).
Jusri menjelaskan ada bahaya tersembunyi yang bisa saja dialami seseorang ketika memaksakan diri berada di dalam bagasi dalam waktu yang lama. Hal ini harus disadari betul karena dampaknya bisa fatal, bahkan sampai nyawa taruhannya.
Selain karena minim udara yang bisa membuat orang kehabisan oksigen, ruang bagasi pada bus AKAP yang berada di bawah, umumnya juga sangat mudah dimasuki udara tak sehat yang berasal dari emisi gas buang atau CO2.
"Kita saja kalau duduk biasa di dalam kabin masih suka mencium bau yang tak nyaman dari gas emisi gas buang, apalagi yang di dalam bagasi dan dalam kondisi mesin hidup dan berjalan. Akan lebih mudah dan pasti sangat pengap," ucap Jusri.
"Meski di dalam bagasi ada beberapa ruang udara atau sirkulasi, tapi itu tidak menjamin lancar.
Dampak fatal orang bisa saja yang kekurangan oksigen atau dikenal hipoksia yang membuat badan tak bisa menjalankan fungsinya dengan baik," kata dia.
Jusri menjelaskan harusnya sopir bus juga memikirkan dampak terburuknya, karena bila sampai ada kejadian fatal, maka otomatis yang akan menanggung sanksi dan hukumannya adalah pengendaranya.
Kejadian ini menurut Jusri harus disikapi dengan baik, bukan tidak mungkin sudah banyak mobil-mobil kecil atau pribadi juga sudah melakukan hal yang sama.
Artinya, dari sisi pengawasan yang dilakukan pemerintah juga harus lebih ketat. (*)