Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tak Hanya Menyerang Lansia, Orang Muda Sehat tanpa Gejala pun Bisa Terjangkit Covid-19, Ini Alasannya Menurut Dokter

Hafidh - Rabu, 15 April 2020 | 07:45
Ilustrasi virus Corona
pixabay.com

Ilustrasi virus Corona

WIKEN.ID -Pandemi virus corona atau covid-19 terus mengancam.

Di Indonesia saja, per Selasa (14/4/2020), sudah tercatat 4839 kasus positif covid-19.

Dari angka tersebut terdapat 459 pasien meninggal dunia, dan 426 dinyatakan sembuh.

Berbagai upaya pun diterapkan pemerintah untuk memutus penyebaran pandemi corona tersebut.

Baca Juga: Ajak Makan Ikan dan Cegah Penyebaran Virus Corona, Susi Pudjiastuti Malah Diberondong Sejuta Pertanyaan: Itu yang Di Sebelahnya Siapa, Bu?

Mulai dari physical distancing hingga yang terbaru adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dari data yang ada, baik secara nasional maupun secara global, diketahui bahwa kelompok usia muda memang memiliki daya tahan lebih baik ketimbang orang lanjut usia.

Meski begitu, bukan berarti kelompok usia muda tidak bisa terkena Virus Corona atau COVID-19.

dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH yang merupakan Direktur RS Khusus Paru RESPIRA Yogyakarta dan Dinas Kesehatan DIY memaparkan, bahwa virus tersebut bisa menyerang siapa saja.

Baca Juga: Dikenal Pemimpin Diktator Super Sadis, Inilah Derekat Kekejaman Kim Jong Un, Tembak Mati Pasien Virus Corona Hingga Eksekusi Menteri Ketiduran

"Covid-19 ini bisa menyerang ke semua umur, tidak hanya menyerang lansia saja atau usia tua, atau yang usianya masih sangat muda. Virus ini bisa menyerang semua orang disemua golongan umur," ujar Dr. Anung yang dikutip dari siaran Talkshow bertajuk COVID-19, Hoax & Prediksinya di Radio Sonora Yogyakarta, Selasa (14/4/2020).

Ia memaparkan bahwa seseorang yang memiliki imunitas yang kurang baik untuk melawan virus tersebut akan menunjukkan gejala-gejala terserang virus.

"Cuman memang, yang terlihat adalah orang yang menunjukkan gejala-gejala merupakan orang yang mempunyai daya tahan tubuh yang tidak cukup baik untuk melawan virus tersebut. Kemudian menunjukkan gejala-gejala terserang virus," ujar dalam talkshow yang diselenggarakan bersama Paguyuban Alumni SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH juga berpendapat bahwa, beberapa anak muda merasa bahwa badannya sehat dan tidak sakit bukan berarti tak terkena virus corona.

Baca Juga: Satu Bulan Tergolek di Atas Ranjang RSPAD, Begini Kondisi Terakhir Menhub Budi Karya yang Terjangkit Virus Corona

Ia menjelaskan, bahwa anak-anak tersebut yang paling beresiko, apalagi yang habis bepergian dari wilayah yang zona merah.

"Beberapa anak muda merasa tidak sakit, tidak timbul gejala terpapar virus corona, apalagi mereka baru saja bepergian dari wilayah zona merah.. 'ah saya tidak sakit kok, saya sehat kok' ini yang malah beresiko, pasalnya kita tidak tahu terpapar virus atau tidak," kata dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH yang juga alumni SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

dr. Gregorius Anung Trihadi kembali menegaskan bahwa virus tersebut bisa menyerang siapa saja, melihat penularannya yang tegolong cukup mudah.

"Virus corona ini bisa menyerang siapa saja, karena penularannya cukup mudah, dan 80% pasien positif sebelumnya memiliki gejala yang ringan bahkan tidak bergejala, ini yang kemudian seolah-olah anak-anak muda itu terlihat sehat," ujar dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH.

Baca Juga: Bosan Saat Diisolasi Karena Postivif Terinfeksi Virus Corona, Satu Keluarga Ini Lakukan Hal Ini Hingga Akhirnya Viral

"Jadi untuk daerah-daerah yang sudah dikategorikan sebagai transmisi lokal atu daerah merah, itu sebenarnya kita tidak tahu sebelum kita diperiksa, apakah kita positif atau tidak," ujar dokter yang juga masuk dalam Satgas De Britto Covid-19.

dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH mengakatan bahwa orang yang bepergian harus mengenakan masker untuk mengurangi resiko penularan.

"Pemerintah penganjurkan, sekarang semua orang yang keluar bepergian harus menggunakan masker. Karena minimal ketika kita terinfeksi, itu kita tidak menularkan kepada orang lain," jelasnya.

Baca Juga: Tak Boleh Dipeluk dan Dicium, Begini Detik-detik Mengharukan Sang Ibu yang Mengantar Anaknya Naik Ambulans Untuk Dikarantina Karena Virus Corona

DR. dr. Fx Wikan Indarto, SpA (Ketua Komite Medik dan dokter Spesialis Anak, RS Panti Rapih Yogyakarta., dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH. (Direktur RS Khusus Paru RESPIRA), dan DR. dr. Rizaldy Pinzon, MKes, SpS Dokter Spesialis Syaraf, RS Bethesda Yogyakarta) dalam Talkshow bertajuk COVID-19, Hoax & Prediksinya di Radio Sonora Yogyakarta, Selasa (14/4/2020).
Tim Satgas Debritto for Covid-19

DR. dr. Fx Wikan Indarto, SpA (Ketua Komite Medik dan dokter Spesialis Anak, RS Panti Rapih Yogyakarta., dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH. (Direktur RS Khusus Paru RESPIRA), dan DR. dr. Rizaldy Pinzon, MKes, SpS Dokter Spesialis Syaraf, RS Bethesda Yogyakarta) dalam Talkshow bertajuk COVID-19, Hoax & Prediksinya di Radio Sonora Yogyakarta, Selasa (14/4/2020).

Ia menambahkan bahwa penulranan virus corona melalui mulut dan hidung.

"Penularannya kan cukup mudah, dengan metode droplet, yakni sesuatu yang keluar dari mulut atau hidung ketika kita berbicara, ketika kita batuk, dan ketika bersin. Nah droplet inilah yang kemudian berpindah ke orang lain, ketika kita bicara atau batuk kita tidak menggunakan etika batuk yang benar atau tidak menggunakan masker," jelasnya.

dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH juga menjelaskan bahwa himbauan dari pemerintah untuk melakukan physical distancing dan menggunakan masker itu bertujuan untuk memutus mata rantai penularan tersebut. (*)

Baca Juga: Usai Provokasi Warga Tolak Jenazah Perawat Korban Virus Corona, Kini Rumah Pak RT Kebanjiran Karangan Bunga, Bertuliskan Kalimat Sindiran Matinya Hati Nurani

Editor : Wiken





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x