Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Negara Terdampak Pandemi Virus Corona di Kawasan Timur Tengah dan Diperparah Sanksi Embargo, Iran Kembangkan Teknologi Kecerdasaan Buatan Sendiri Untuk Memindai Virus Covid-19

Dewa - Senin, 06 April 2020 | 18:40
Ilustrasi virus corona
Feepik

Ilustrasi virus corona

WIKEN.ID - Pasca Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi bagi Iran berupa pembatasan akses ke peralatan pengujian.

Iran mengalami kesulitan dalam memperoleh peralatan medis dan obat-obatan.

Hal ini pun memaksa salah satu negara yang paling terpukul corona di kawasan Timur Tengah itu untuk berinovasi.

Iran meluncurkan perangkat lunak (software) teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk mempercepat pendeteksian virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Pemilik Kos-kosan Dilarang Terima Penghuni Baru, Siap-siap Dapatkan Hal Ini Kalau Berani Melanggar

Dikutip dari laman Russia Today, Senin (6/4/2020), pembuatan software AI itu diungkapkan oleh pejabat pemerintah Iran pada Sabtu waktu setempat.

Software ini dikembangkan hanya dalam waktu satu bulan oleh konsorsium yang dibentuk oleh Universitas Iran.

Mereka menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis pemindaian tomografi terkomputasi (CT) paru-paru yang berpotensi terinfeksi.

Baca Juga: Modal Dendam, Putri Konglomerat Ini Sukses Bangun Perusahaan Besar Tanpa Libatkan Sosok Sang Ayah Sebagai Salah Satu Orang Terkaya di Dunia: Gue Sebel!

Teknologi ini memungkinkan dokter untuk mengunggah gambar dan langsung menerima hasilnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Iran untuk Sains dan Teknologi Sorena Sattari terlihat mengenakan masker saat menggelar konferensi pers.

Ia mengatakan kepada wartawan bahwa terobosan ini akan meringankan beban kerja para analis, yang sebelumnya harus secara manual meneliti ratusan gambar per hari.

Baca Juga: Sukarela Mengajar Pramuka Tak Dibayar, Terungkap Siasat Jahat Pembina Pramuka yang Tega Lakukan Hal Ini Pada Siswinya Saat Sekolah Diliburkan

Selain itu teknologi ini akan membawa 'perspektif baru' untuk diagnosis dan pengobatan virus ini.

Pencitraan CT memungkinkan para dokter dalam menemukan kelainan pada paru-paru pasien dan menunjukkan ada atau tidaknya infeksi corona.

Namun, metode ini sebenarnya telah dikesampingkan di seluruh dunia demi pengujian reaksi rantai polimerase (PCR) yang lebih mengedepankan pencarian bahan genetik virus dibandingkan gejalanya.

Perlu diketahui, sanksi AS telah menghambat akses Iran ke peralatan medis, dan memaksa para ilmuwan negara itu untuk berinovasi.

Baca Juga: Niat Hati Ingin Tolong Ayahnya, Satu Keluarga di Bondowoso Tewas Terperosok ke dalam Septic Tank

Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa pemindaian CT lebih dapat diandalkan daripada metode PCR.

Sebuah makalah penelitian China yang diterbitkan lebih dari sebulan yang lalu merekomendasikan CT untuk digunakan sebagai 'alat utama' dalam pengujian untuk virus ini.

Iran merupakan salah satu negara yang paling parah dilanda pandemi di Timur Tengah.

Baca Juga: Lewati Masa Kehamilan Tanpa Suami, Ayu Ting Ting Ternyata Ngidam Makanan Ini Hingga Rela Dimarahi Sang Ibu

Lebih dari 55.000 kasus telah dikonfirmasi terjadi dan hampir 3.500 orang telah meninggal.

Bahkan virus ini telah merenggut nyawa pemimpin agama Ayatollah Hashem Bathayi Golpayegani serta setidaknya 12 politisi Iran.

Upaya untuk menahan penyebaran virus pun telah terhambat oleh sanksi ekonomi AS terhadap Iran.

Baca Juga: Pria Ini Nekat Nikahi Jenazah Tunangannya yang Meninggal karena Sakit, Apakah Ini yang Disebut Cinta Mati?

Pemerintah Iran berpendapat bahwa dengan memasukkan industri minyaknya ke daftar hitam, AS telah memutus aliran pendapatan vital yang dapat digunakan untuk memperoleh obat-obatan dan peralatan yang bisa menyelamatkan jiwa.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu waktu setempat.

Presiden Hassan Rouhani mengatakan bahwa krisis corona merupakan momen yang tepat bagi AS untuk meminta maaf kepada Iran.

"Ini peluang besar bagi orang Amerika untuk meminta maaf dan untuk membatalkan sanksi yang tidak adil terhadap Iran," kata Rouhani.(*)

Baca Juga: 22 Orang Lakukan Pesta Seks Selama 48 Jam Non Stop di Saat Pemberlakukan Lockdown Virus Corona, Ditemukan Uang Senilai Rp 100 Jutaan

Source : tribunnews

Editor : Wiken





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x