Memiliki prestasi di luar negeri tak lantas membuat dirinya lupa akan tanah air.
Sesampainya kembali ke Indonesia, Sulianti membawa banyak gagasan mengenai kesehatan ibu dan anak.
Salah satunya untuk mengendalikan angka kelahiran melalui edukasi seks dan gerakan Keluarga Berencana (KB).
Tidak semua orang setuju dengan gagasan Sulianti, tapi ia tidak menyerah mencari dukungan.
Dalam buku People, Population, and Policy in Indonesia, Terence H Hull, pengamat kebijakan kesehatan dari Australia National University, menulis: "Dengan penuh semangat, dia meminta pemerintah agar membuat kebijakan mendukung penggunaan kontrasepsi melalui sistem kesehatan masyarakat."
Lewat media massa, Sulianti juga menyampaikan informasi terkait pendidikan seks dan alat kontransepsi untuk mengendalikan kehamilan dan kelahiran.
Menurutnya, masalah kemiskinan dan kurang gizi, amat berkaitan dengan jumlah kelahiran yang tidak terkontrol.
Aksi Sulianti ini sempat mendapat protes dari Gabungan Organisasi Wanita (GOW).
Muhammad Hatta dan Soekarno pun menganggap gagasannya kurang tepat dan kurang wajar jika digunakan dalam komunikasi massa.
Hal ini membuat Sulianti lebih berhati-hati dalam menyampaikan kampanyenya.