"Plasentanya menutupi kepala (bayi) dan tali pusar melilit badan (bayi) satu kali. Kalau tidak caesar, risikonya pendarahan," jelas dr Sri.
Baca Juga: Pemerintah Mulai Uji Coba Blokir Ponsel Black Market Lewat IMEI, Buruan Cek Ponselmu!, Ini Caranya
Dengan alasan tersebut, BCL dan Ashraf mengambil keputusan untuk BCL menjalani persalinan dengan bantuan bedah caesar.
"Kami datang malam, tanggal 21 (September 2010), karena paginya Bunga harus puasa dan harus operasi caesar jam satu (siang). Memang, maunya dapat pengalaman bersalin normal, tapi kami juga ngerti, enggak bisa memaksakan. Demi keselamatan bayi, ya sudah kami lakukan," kata Ashraf lagi.
Dikisahkan oleh Ashraf, ia tak bisa meninggalkan BCL menjalani bedah caesar.
"Moment itu, saya tidak bisa apa-apa, dan hanya nemanin Bunga selagi operasi dijalankan, dan apabila bayinya keluar, langsung diinisiasi ASI (air susu ibu) dan aku adzani," tutur pria berkebangsaan Malaysia tersebut.
Ashraf, yang menemani Bunga berupaya sebisa mungkin menciptakan suasana tenang dalam ruang operasi.
"Kita berdua tenang tapi namanya juga operasi. Aku ajak ngomong Bunga meyakinkan semuanya biar tenang," ungkap Ashraf.
Selang dua jam kemudian, Ashraf bisa mendengar tangisan putra pertamanya.