WIKEN.ID - Buat kamu yang belum menikah dalam usia mapan, terkadang merasa risih saat bertemu saudara atau temen lama karena ditanya "Kapan nikah?".
Secara psikologis, bagaimana efek pertanyaan "Kapan nikah?" yang kerap ditanyakan saat silaturahim keluarga, termasuk pada momen Lebaran?
Menurut Psikolog Unit Layanan Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Laelatus Syifa, M.Psi, mengatakan, pertanyaan "Kapan nikah" bisa jadi sebenarnya hanya basa-basi.
Akan tetapi, ia mengingatkan, pertanyaan ini bisa menimbulkan efek yang berbeda terhadap masing-masing orang, bisa efek positf atau efek negatif.
Efek positif dan efek negatif Efek positif dari pertanyaan ini ada beberapa hal.
Misalnya, tetap cuek dan menanggapinya dengan tenang.
Ada yang mendapat pencerahan dari pertanyaan tersebut, contohnya, "Kamu mau mencarikan saya jodoh?", yang kemudian akan membukakan jalan jodohnya.
Efek negatifnya, bisa menimbulkan stres, frustasi, atau menghindar secara sosial.
Kedua efek tersebut muncul tergantung dua faktor, internal dan eksternal.
Jika kamu bosan ditanya mengenai asmara apalagi tentang pernikahan, mungkin kamu ada baiknya meniru pemikiran dan ucapan dari Agnez Mo.
Penyanyi yang sudah go international, punya resep membungkam pertanyaan tersebut dengan segudang prestasi yang dicapainya.
Hal ini dia ungkap dalam sebuah wawancara dengan Najwa Shihab.
"Aku sering ngomongin ke my staff, kadang ada tuntutan keluarga, 'sudah umur segini, stop doing whatever you're doing, supaya bisa fokus ke cowok. For me, it's like I don't get it, like...(bagiku, aku seperti tidak paham, seperti...)," kata Agnez di video kanal YouTube Najwa Shihab.
"Kamu masih suka ditanyain itu (kapan kawin?) enggak?" tanya Najwa Shihab.
Agnez Mo menjawab bahwa dia bersyukur memiliki keluarga yang berpikiran maju, yang lebih mementingkan perkembangan karakternya.
"They focus on my character, karakter Agnez gimana, bukan karakter si cowok yang Agnez mau married-in gimana," kata Agnez Mo.
Meski begitu Agnez Mo tak memungkiri, tetap ada saja pertanyaan seperti itu yang ditujukan padanya.
"Ada yang misalnya kayak ngomong, komplain, 'Duh Nez, kenapa fokusnya mesti karier mulu, entar telat'. Seolah-olah tujuan utama seorang perempuan itu kayaknya harus married," ucap Agnez MoMenurut dia, pertanyaan seperti itu justru menurunkan nilai seorang wanita.
"I feel like it so degrading ya. Karena value-nya seorang perempuan adalah value dari perempuan itu sendiri. Value perempuan itu tidak depend on who you're marrying," kata Agnez Mo.
Perkataan Agnez Mo itu kemudian mendapat dukungan dari Najwa Shihab.
"Terkadang tanpa sadar atau bahkan secara sadar dilakukan, yang merundung sesama perempuan, ini banyak penelitiannya. Justru perempuan yang sering menjatuhkan sesama perempuan lain," ujar Najwa Shihab.
Agnez Mo kemudian memberi pesan, agar para wanita berani untuk angkat bicara sehingga suara mereka lebih didengar. (*)