Hubungan mereka dapat diputuskan begitu saja jika wanita itu tidak menginginkan pria itu atau berpaling ke pria lain.
"Tidak ada yang menyalahkan mereka jika mereka akhirnya menikah atau hanya pergi setelah berhubungan intim. Itu tergantung pada hatimu," kata Vuy, seorang gadis Kreung, dilansir oleh Broadly.vice.com.
Kreungs adalah suku-suku yang lokasinya terpencil di timur laut Kamboja yang sangat liberal dan terbuka untuk cinta dan seksualitas.
Ketika seorang gadis mencapai pertengahan remaja, orangtuanya membangun sebuah pondok cinta kecil dan mendorongnya untuk bertemu dengan anak-anak lelaki yang berbeda.
Biasanya ayah sang gadis itu akan membuat gubuk untuk tempat bercinta bagi anaknya yang rata-rata berusia 9-13 tahun.
Mereka diberikan waktu menghabiskan malam bersama sampai dia menemukan cinta sejatinya dengan siapa dia ingin menikah.
Para orang tua percaya bahwa ritual ini adalah cara terbaik untuk menemukan suami terbaik untuk anak perempuan mereka.
Mereka percaya, pernikahan seperti itu adalah hubungan jangka panjang dan penuh cinta.
Gadis-gadis Kreung yakin tentang kehidupan seksualitas mereka dan tahu betul bagaimana menghadapi anak laki-laki.
Mereka tahu betul apa yang mereka inginkan ketika menjalin hubungan dengan anak laki-laki.