WIKEN.ID -Sebuah kampanye internasional mulai menyelamatkan sekelompok singa yang kelaparan di sebuah kebun binatang yang miskin di Sudan.
Beberapa foto memperlihatkan hewan buas itu yang terlihat tulangnya menonjol yang hidup di kandang berkarat.
Dua singa betina sudah diyakini mati di kebun binatang tersebut, yang tidak memiliki uang untuk merawat mereka dengan benar.
Seluruh negara sedang mengalami krisis ekonomi dengan melonjaknya harga pangan yang memicu protes massal tahun lalu.
Hal itu, akhirnya memaksa Omar al-Bashir mengundurkan diri pada April tahun lalu.
Staf di kebun binatang juga telah menggunakan uang mereka sendiri untuk mencoba dan membantu ketiga singa yang tertinggal di sana, termasuk singa betina.
Penduduk setempat khawatir tentang nasib singa yang tersisa dan baru-baru ini penduduk berbondong-bondong untuk membantu dengan membawa makanan dan barang-barang medis.
Osman Mohamed Salih memposting gambar pertama secara online di Taman Al-Qurashi di Khartoum untuk meminta bantuan.
Mereka juga telah membuka donasi melalui aplikasi GoFundMe.
Salih sebelumnya mengatakan crowdfunder telah ditangguhkan sementara arena sanksi AS terhadap Sudan.
Seorang juru bicara GoFundMe mengatakan, dirinya bisa mengkonfirmasikan kampanye berikut ini yang telah ditinjau oleh tim Trust and Safety kami dan sekarang sudah aktif.
Baca Juga: Hotman Paris Pertanyakan Pekerjaan Suami Vannesa Angel, Lolita: Kawin sama Bibi Emang Dia Kaya?
Salih meminta orang untuk mengikuti halaman Facebook-nya untuk memantau kondisi singa dan donasi tersebut.
"Saya terguncang ketika melihat singa-singa ini di taman. Tulang mereka menonjol dari kulit," tulisnya.
"Saya mendesak orang dan lembaga yang tertarik untuk membantu mereka," lanjutnya.
Pada hari Rabu (22/1/2020), ia berbagi foto singa betina yang tersisa setelah sukarelawan membawa makanan, mengatakan bahwa itu membuat kemajuan yang indah.
Essamelddine Hajjar, seorang manajer di taman Al-Qureshi mengatakan kepada AFP bahwa makanan tidak selalu tersedia.
Ia menambahkan, sering kali staf membeli sendiri dari uang pribadi untuk memberi makan mereka.
Perdana Menteri Sudan, Abdullah Hamdok, yang sebelumnya seorang ekonom Bank Dunia, telah membuat misinya untuk membuat Amerika Serikat membatalkan penetapan Sudan sebagai sponsor negara terorisme.
Hal itu dilakukan sehingga negara itu dapat menarik bantuan dan investasi asing yang sangat dibutuhkan.
Masalah ekonomi sedang menguji pemerintah selama masa transisi yang rapuh menuju demokrasi.
(Mega Khaerani)