WIKEN.ID - Penyanyi kawakan sekaligus mantan kekasih Raffi Ahmad, Yuni Shara, secara blak-blakan membuat pengakuan soal kehidupan seksnya di masa lalu.
Pengakuan Yuni Shara disampaikannya dalam acara Close The Door Corbuzier Podcast yang dipandu oleh Deddy Corbuzier di kanal YouTube miliknya.
Acara tersebut mengungkap masa kelam kakak Krisdayanti dalam kehidupan rumah tangganya dulu, terutama bersama suami pertamanya yang bernama Raymond Manthey.
Ya, sebelum menikah dengan Henry Siahaan di tahun 2002, Yuni Shara pernah menikah dengan Raymond Manthey pada tahun 1993.
Dalam podcast Deddy Corbuzier, Yuni Shara ditanya soal kehidupan seksualnya selama menikah.
"Anda bisa secantik ini, bisa se-enerjik ini, artinya sexual life-nya teratur dan ada?" tanya Deddy Corbuzier.
Yuni Shara pun memberikan jawaban yang cukup mengejutkan.
"Ngga teratur, maksudnya gini, orang kalau teratur itu gue harus lakuin, nggak usah seminggu, ada yang melakukan tiap hari, ada yang melakukan oh seminggu harus segini. Kalau aku pas kepengennya aja, tapi ga ngerepotin," kata Yuni Shara. "Banyak alat bantu, nggak bisa dipungkirin," lanjutnya.
Ia mengaku, setelah lama menyandang status janda, dirinya malas membangun kembali suatu hubungan.
"Karena anakku keberatan kalau misalnya aku punya pacar dan lain-lain. Ngerepotin entah posesif dan lain-lain," ungkapnya.
"Punya cowo atau pasangan atau nggak punya pasangan sama aja," tukas Yuni Shara.
Deddy pun menanyakan apakah Yuni Shara menginginkan untuk menikah lagi.
Saat Yuni Shara dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak mau menikah lagi, Deddy kembali mencecarnya dengan pertanyaan soal keinginan pacaran.
"Pacaran anakku gak ngasih, jadi backstreet," ungkap wanita berusia 47 tahun ini.
"Aku pernah deket 4 tahun yang lalu, ngomong cocok, semuanya oke, duda tapi anakku nggak setuju," lanjut Yuni Shara.
"Tapi kan butuh?"
"Butuh buat apa sih? Butuhnya apa coba."
"Seksual," jawab Deddy.
"Seksual itu nggak penting," kata Yuni Shara.
"Aku jelasin dulu ya, dari aku nikah pertama aku sudah di-KDRT setiap hari, oke. Karena itu aku masih muda, itu sangat membekas. Jadi aku nggak terlalu kepengen waktu itu, jadi itu sangat membekas. Jadi mungkin kalau misalnya aku berhubungan badan, aku melayani, iya," ujar Yuni."Serius, ini aku ngomong sama kamu karna aku mau mencoba orang bahwa ini biasa lah, di hidup tuh biasa, ada ini ada itu, enggak usah tabu-tabu gitu."
Kemudian Deddy Corbuzier bertanya apakah Yuni Shara menikmati hubungan seksual yang ia lakukan dengan mantan suaminya. "Sangat enggak dong (menikmati). Pura-pura (menikmati). Aku nggak tahu rasanya orgasme. Dulu. Terus berhubungan, itu susahnya setengah mati (untuk mendapatkan orgasme). Setelah itu, aku melayani iya," ujar Yuni Shara.Kemudian Deddy Corbuzier pun bertanya soal apa maksudnya tidak menikmati.
"Karena KDRT, elu jadi trauma sama sentuhan? Nggak bisa menikmati sentuhan?" ujar Deddy.Selain itu, Yuni Shara menilai bahwa statusnya sebagai perempuan Jawa yang mungkin membuatnya tetap melayani suaminya kala itu.
Baca Juga: Gara-gara Ditegur Buang Air Sembarang, Warga Mengamuk Hingga Aniaya Brigadir Brimob di Depan Toko Cahaya YahukimoMeski mengalami KDRT, Yuni Shara tetap mau berhubungan badan dengan sang suami."(Mantan suami) berusaha semuanya (memuaskan), problemnya di saya. Udah ke dokter, dianterin temenku. Pas udah dicek darah dan lain sebagainya, (saya) gampang ilfeel, ini harus ini, cepet ini, harus pake ini, banyak banget," terang Yuni."Temenku langsung bengong, dia bilang 'aduh awakmu yo' gitu. 'Kenapa? Muka gue kayak doyan seks kan?', gue bilang gitu," kata Yuni Shara.
Berdasarkan Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)/Ranah Personal merupakan jenis kekerasan yang paling menonjol dengan mencapai angka 71% atau sebesar 9.637 kasus pada tahun 2018.
Meski sudah ada Undang-undang Penghapusan KDRT (UU P-KDRT) yang sudah diberlakukan selama 14 tahun, namun hanya 3% dari kasus KDRT yang dilaporkan ke lembaga layanan yang sampai ke pengadilan.Dilansir BBC, direktur Rifka Annisa Women's Crisis Center, Suharti, menjelaskan bahwa ada banyak perempuan memilih bertahan meski berada dalam hubungan yang penuh kekerasan.Beberapa perempuan yang jadi korban KDRT juga tidak mau melapor karena beberapa alasan.
Salah satunya kultur masyarakat yang sangat patriarkis dan menempatkan perempuan pada kelas kedua.
Ini membuat perempuan korban KDRT seringkali dihakimi oleh masyarakat karena dianggap penyebab terjadinya kekerasan. (*)