WIKEN.ID - Petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan sebuah kondensator raksasa, saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap netral).Petir merupakan peringatan awal akan turunnya hujan dan itu juga merupakan tanda untuk segera berlindung.
Jika tidak, petir bisa mencederai hingga bisa lebih banyak menelan korban jiwa.
Orang yang tersambar petir dapat menderita berbagai macam masalah kesehatan dalam waktu yang cukup lama.
Baca Juga: Pertama Kali Mendengar Gemuruh Petir, Reaksi Burung Hantu Ini Jadi Perhatian Banyak Orang
Biasanya orang yang tersambar petir sedang melakukan banyak aktivitas di luar rumah.
Ketika sedang berada di luar rumah, sadari prakiraan cuaca yang akan terjadi dan harus tetap waspada untuk tanda-tanda datangnya hujan atau bahkan badai.
Hal ini pun dialami oleh warga di Nusa Tenggara Timur dan Tapanuli Tengah yang tersambar petir.
Kejadian pertama menimpa Dona Riki Nenoliu (22), pemuda asal Kampung Oenoni, Dusun 4, Desa Mio, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pemuda ini tewas tersambar petir saat sedang asyik menelepon di bawah pohon.
"Kejadian kemarin siang. Korban, disambar petir saat menelepon menggunakan hanphone di bawah pohon asam," ungkap Jamari yang dikutip Kompas.com.