Follow Us

Tak Termaafkan! Lewat Rekaman Video, Perusahaan Makanan Laut Terbesar di Dunia Ini Terbukti Lakukan Pelecehan pada Hewan

Redaksi Wiken - Senin, 14 Oktober 2019 | 08:30
Tak Termaafkan! Lewat Rekaman Video, Perusahaan Makanan Laut Terbesar di Dunia Ini Terbukti Lakukan Pelecehan pada Hewan
Courtesy of Compassion Over Killing

Tak Termaafkan! Lewat Rekaman Video, Perusahaan Makanan Laut Terbesar di Dunia Ini Terbukti Lakukan Pelecehan pada Hewan

Mereka mengatakan video menunjukkan beberapa salmon di peternakan menderita cacat tulang belakang, dan beberapa memiliki pertumbuhan jamur menggerogoti di bagian wajah ikan.

COK juga mengatakan, pekerja juga membanting dan menginjak ikan.

"Saya menyaksikan tubuh mereka terbanting ke tanah berulang kali," kata penyelidik COK yang menyamar dalam sebuah wawancara dengan theguardian.com, yang mendapat pekerjaan di tempat penetasan Cooke di Maine awal tahun ini.

"Aku melihat sisik mereka terlepas dari tubuh mereka karena gesekan."

Rekaman penyelidik juga menunjukkan kepada para pekerja yang memberikan vaksin, dan memotong sirip ikan yang tampaknya tidak dibius sepenuhnya.

Baca Juga: Nikahi Istrinya Hanya untuk Balas Dendam, Artis Tampan Berwajah Bule Ini Ceritakan Lika-liku Kehidupannya, di Dompet Sisa 300 Ribu!

Tidak seperti sapi dan babi, ikan tidak dilindungi oleh undang-undang federal AS yang mewajibkan pembantaian atau penyembelihan hewan ternak secara manusiawi.

Namun, COK telah mengajukan keluhan hukum kepada unit kesejahteraan hewan dari departemen pertanian Maine, menuduh pelecehan hewan.

Seorang juru bicara departemen mengatakan telah menerima pengaduan dan sedang menyelidiki.

Cooke juga membenarkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan para pejabat dari Departemen Pertanian Maine untuk membahas keluhan tersebut.

Baca Juga: Syahrini Akui Dirinya Sudah Kaya dari Dulu, Intip 6 Perubahan Drastis di Wajah Istri Konglomerat Ini!

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ikan memiliki fungsi kognitif yang tinggi, dan memiliki reaksi yang berkepanjangan terhadap rangsangan yang menyakitkan.

Editor : Amel

Latest