Follow Us

Terinspirasi Setelah Tinggal Setahun di Kapal, Arsitek Muda Ini Bangun Rumah untuk Orang Miskin

Amel - Minggu, 06 Oktober 2019 | 19:00
Arsitektur muda di Trondheim, Norwegia, Andreas Gjertsen dan Yashar Hanstad merancang dan membangun serangkaian rumah, perpustakaan, dan sebuah pemandian untuk anak yatim di sepanjang perbatasan Thailand-Burma.
(dwell.com)

Arsitektur muda di Trondheim, Norwegia, Andreas Gjertsen dan Yashar Hanstad merancang dan membangun serangkaian rumah, perpustakaan, dan sebuah pemandian untuk anak yatim di sepanjang perbatasan Thailand-Burma.

Baca Juga: Saingan dengan Menteri Susi Pudjiastuti, Captain Vincent Raditya Juga Miliki Simulator Hingga Pesawat, Intip Perbedaan Rumah Mewah Milik Mereka!

Setelah mencapai hampir 100.000 dollar AS (Rp 1,3 miliar), mereka pindah ke Thailand barat.

Mereka kemudian menghabiskan setahun untuk merancang dan membangun serangkaian rumah, perpustakaan, dan sebuah pemandian untuk anak yatim di sepanjang perbatasan Thailand-Burma.

Pada tahun yang sama, mereka bersama dengan arsitek lokal dan relawan mahasiswa, merombak bangunan pasar berumur seratus tahun di daerah kumuh Bangkok dan mengubahnya menjadi sebuah perpustakaan umum dan ruang pertemuan masyarakat.

Saat melakukannya, mereka ingin membantu memajukan, menciptakan sebuah model baru di ruang publik, yang sebelumnya terlihat berbahaya dan menakutkan.

Baca Juga: Dibangun Sengaja untuk Mengejek Tetangganya, Intip Uniknya Rumah Segitiga yang Lebarnya Hanya 1,4 Meter

Tidak hanya itu, mereka juga memperkenalkan metode konstruksi baru seperti bangunan struktural dua lantai.

Dengan struktur seperti ini, penduduk setempat mulai mengadopsi membangun rumah mereka sendiri.

Baca Juga: Usai Foto Dirinya Bersama Mulan Ciuman Bibir Viral, Dhani Justru Sadap Percakapan Hingga Tuding Maia Estianty Berselingkuh: Malu-maluin!

"Menunjukkan masyarakat akan potensi sumber daya lokal adalah manfaat jangka panjang dari proyek-proyek seperti ini," kata Hanstad.

Dalam waktu dekat, TYIN Tegnestue akan bekerja pada sebuah pabrik kayu manis di Sumatera, Indonesia.

Selain itu, mereka berharap mampu membantu membangun sebuah sekolah di Haiti.

Editor : Wiken

Latest