WIKEN.ID - Banyak orang berpikir penyebab punahnya populasi gajah akibat pemburuan liar.
Namun salah satu ancaman kepunahan gajah bisa berasal dari perkebunan teh, khususnya di India.
Perkebunan teh telah tumbuh di sebagian besar habitat gajah asia.
Parit drainase, pestisida, dan pagar listrik menjadi tanda rute imigrasi alami membuat gajah terancam punah, khususnya di antara India dan Bhutan.
Meskipun gajah tidak memakan daun teh, imgrasi panjang yang sering mereka lakukan melewati kebun teh akan membuat mereka bertemu manusia di sepanjang jalan.
Dikutip dari BBC.com, selama 75 tahun terakhir, populasi gajah asia di India telah menurun sebesar 50 persen.
Pada tahun 2018 diperkirakan ada 64 orang meninggal akibat konflik yang terjadi antara manusia dan gajah.
Dengan kondisi ini, kini di India, tepatnya di Negara bagian Assam, untuk pertama kalinya sebuah kebun teh dirancang menerapkan praktik konservasi gajah.
Petani teh Tenzing Bodosa menciptakan sebuah cara untuk memperbaiki hubungan manusia dan gajah.
Kebuh teh seluas tiga hektar itu menghilangkan parit drainase yang berbahaya dan pagar listrik yang digunakan oleh banyak petani teh di tempat lain untuk mengurangi cedera ketika gajah berimigrasi.
Pekerja di sana juga membiarkan gajah-gajah itu berimigrasi dan keluar masuk perkebunan teh.
Kebun teh Bodosa juga tidak menggunakan pestisida kimia dan pupuk beracun bagi gajah dan vegetasi yang mereka makan.
Bodosa juga menambah vegetasi, seperti menanam bambu, belimbing, dan tanaman lainnya yang disukai gajah.
Inovasi Bodosa tidak luput dari materi pelatihan kepada sekitar 30.000 petani tentang praktik penanaman teh.
Kebun tehnya tersebut juga telah tersertifikasi oleh Wildlife Friendly Enterprise Network sebagai satu-satunya kebun teh yang ramah gajah di dunia.
Setiap tahun, akan ada sekitar 100 wisatawan dari seluruh dunia yang mengunjungi perkebunan Bodosa.
Para tamu diundang untuk menjadi sukarelawan di kebun, mencicipi tiga jenis teh organik yang ditanam di sana dan tentu saja bertemu dengan gajah yang berlalu-lalang di perkebunan ini. (*) (Mega Khaerani)