WIKEN.ID - Dinas Pertanian dan Peternakan Sikka melakukan kontrol virus rabies dengan memberikan vaksinasi kepada anjing penduduk.
Sebelumnya, pemerintah daerah memang aktif dalam memberikan vaksinasi untuk melawan penyebaran virus rabies di Pulau Flores.
Rabies adalah infeksi pada sistem saraf pusat hewan berdarah panas dan manusia yang disebabkan oleh Lyssavirus (dari bahasa Yunani, lyssa berarti kemarahan atau kemarahan).
Untuk itu, dokter hewan yang juga sebagai kepala divisi kesehatan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Sikka, Maria Margaretha Siko, melibatkan penyakit itu dengan gigitan hewan yang menularkan virus rabies.
Di Indonesia, hewan yang merupakan penularan virus ini adalah anjing sebagai penular utama, kucing dan monyet.
Baca Juga: Kasihan Pada Anak Anjing yang Terlantar, Wanita Ini Meninggal Setelah Digigit dan Terkena Rabies
Warga Kabupaten Sikka di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, menunggu giliran mereka agar anjing mereka divaksinasi oleh Dinas Pertanian dan Peternakan pemerintah kabupaten.
Warga diimbau agar anjing mereka divaksinasi di tengah wabah rabies di Pulau Flores.
Virus rabies pertama kali memasuki Flores-Lembata, NTT, pada tahun 1997 di Sarotari, Flores Timur.
Pada tahun 1998, virus rabies menyebar ke daerah Sikka, pada tahun 1999 ke Lembata dan pada tahun 2000 menyebar di semua kabupaten di Flores, mulai dari Ende, Nagekeo dan Ngada ke Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat.
Virus di Flores-Lembata berasal dari Sulawesi Selatan yang kemungkinan dibawa oleh pedagang.