Di NTT, rabies telah menyerang Kepulauan Flores dan Lembata, sedangkan Kepulauan Timor dan Sumba serta pulau-pulau lainnya tetap bebas rabies.
Pada tanggal 28 September, dunia menandai sebagai Hari Rabies, yang digunakan sebagai peluang untuk meluncurkan kampanye "Jadikan Sejarah Rabies".
Rabies dapat dibuat sejarah karena vaksin rabies sudah tersedia.
Cacar, misalnya, dihilangkan pada tahun 1980 melalui vaksinasi.
Menurut sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata, Asep Purnama 99 persen kasus rabies melibatkan anjing sehingga vaksinasi anjing sangat penting dalam mengatasi bahaya rabies di Flores-Lembata.
Berbagi pandangannya, Maria Margaretha Siko mengatakan pemerintah harus mencurahkan perhatiannya pada komitmen untuk memberantas rabies, terutama administrasi provinsi dan kabupaten NTT di Flores dan Lembata.
“Jumlah anjing di Sikka saja sekitar 60.000. Rabies tidak bisa ditangani oleh satu kabupaten saja karena pergerakan anjing sulit dikendalikan. Ini harus dilakukan oleh masing-masing pulau secara keseluruhan. Kami siap bekerja tetapi kami membutuhkan dukungan dari atas ke bawah, "kata Maria.
Ia juga menambahkan bahwa pemberantasan ini bukan hanya dengan menambahkan dana, namun juga harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
Komitmen yang tidak hanya berlangsung satu hingga dua tahun, tapi harus sampai tuntas. (*) (Mega)