Sedangkan botox (botulinum toxin), memasukkan eksotoksin yang berpotensi tinggi untuk meng-haluskan kerutan.
“Untuk Maia Estianty, saya cukup menyiapkan delapan benang, empat di pipi kiri dan empat sisanya di pipi kanan. Dan sedikit botox untuk mendapatkan hasil maksimal,” papar sang dokter.
“Saat ini aku memang kurus, beratku turun dua kilogram, akhirnya kulit jadi kendur. Mulai terlihat ada garis kerutan di sana-sini,” ujar Maia Estianty sambil menunjuk bagian dahi dan leher.
“3D treatment ini merupakan terapi pertama di tahun 2014,” tambahnya yang dikutip dari Tabloid NOVA.
Setelah beberapa kali melakukan 3D treatment, Maia Estianty pun lama-kelamaan dapat memaklumi rasa sakit yang dirasakannya.
“Ya, beauty is pain. Kalau mau cantik, harus bersakit-sakit dulu. Tapi enggak cuma perempuan, kok, laki-laki juga banyak yang melakukan ini. Yang namanya umur, kan, enggak bisa dila- wan,” tukas Maia.
Kendati harus menahan rasa sakit tiap kali melakukan perawatan wajah, namun ia mengaku tak pernah kapok, apalagi bila sudah melihat hasil dan manfaatnya.
“Sebenarnya kapok juga, tapi aku sudah kecanduan. Bukan karena obatnya, tapi memang pengin cantik terus. Ibarat makan cabai, pedas tapi enggak pernah kapok makannya, kan? Malah pengin lagi dan lagi,” tuturnya sambil tertawa.
Tak heran bila Maia Estianty akhirnya memilih memanggil dokter ke rumah saja, ketimbang ke salon.
“Enggak heran, kan, di umur aku yang segini, masih oke, tanpa operasi. Soalnya kalau operasi, harus dibuka kulit wajahnya dan ditarik-tarik, lalu dijahit. Cara ini lebih ringkas dan bisa dilakukan di rumah seperti sekarang.”