Follow Us

Beberapa Hari Usai Ditangkap , Beginilah Kondisi Rumah Dosen IPB yang Diduga Merangkai Bom Molotov untuk Aksi Aksi Mujahid 212

Alfa - Selasa, 01 Oktober 2019 | 14:30
Massa yang mengatasnamakan mujahid 212 selamatkan NKRI mulai berdatangan. Mereka berkumpul di bundaran Hotel Indonesia (HI) sebelum melakukan unjuk rasa di Istana Negara, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
(KOMPAS.com/MUHAMAD ISA BUSTOMI)

Massa yang mengatasnamakan mujahid 212 selamatkan NKRI mulai berdatangan. Mereka berkumpul di bundaran Hotel Indonesia (HI) sebelum melakukan unjuk rasa di Istana Negara, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).

Abdul Basith merupakan seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB).

Berdasakan data di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Abdul Basith berstatus sebagai dosen di IPB.

Ia merupakan dosen tetap program studi Manajemen Pembangunan Daerah dengan jabatan fungsional sebagai Lektor.

Abdul Basith menyandang gelar Insinyur (Ir) pada tahun 1981 dari kampus yang sama, yaitu IPB.

Pada tahun 1987, ia berhasil memperoleh gelar magister (M.S) dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca Juga: Bukan Karena Ada Kecelakaan atau Banyak Kendaraan, Lalu Lintas di Jalanan Ini Tersendat Karena Ada Gajah Tidur Siang

Rumah dosen IPB di kawasan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, sudah disegel polisi sejak Sabtu (28/9/2019) malam.
Youtube : Kompastv

Rumah dosen IPB di kawasan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, sudah disegel polisi sejak Sabtu (28/9/2019) malam.

Gelar doktor berhasil ia peroleh di tahun 2012 dari IPB.

Salah satu penelitiannya dalam bidang manajemen adalah "Analisis Atribut Produk pada Manajemen Mutu Proses Produksi Daging Sapi di RPH PT Elders Indonesia, Bogor."

Penelitian tersebut diterbitkan di Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen IPB, Januari 2019.

Selain menjadi dosen, Abdul Basith juga sering diundang untuk menjadi motivator trainer.

Ia pernah mengisi beberapa seminar motivasi di beberapa kampus di Indonesia, seperti Universitas Muhammadiyah Makassar dan Universitas Warwadewa Bali. (*)

Editor : Wiken

Latest