Dilansir Boldsky, para ahli lebih lanjut mengungkapkan bahwa efek samping tertentu ini dapat disebabkan karena kurangnya oksigen ke bagian otak tertentu.
Mengungkap perincian lebih lanjut tentang kondisi wanita itu, dokter mengatakan bahwa wanita itu terlalu tegang saat dia mencoba mengeluarkan feses dan tampaknya telah kehilangan sebagian besar ingatannya dalam 10 tahun terakhir.
Wanita itu beruntung karena ingatannya kembali setelah menginap semalam di rumah sakit, meskipun dia masih tidak dapat mengingat delapan jam setelah kunjungannya ke toilet.
Menurut anggota keluarga wanita itu, wanita itu menderita sembelit dan dia sudah lama berada di toilet.
Mereka mengklaim bahwa ketika dia keluar dari kamar mandi, dia tampaknya telah melupakan sebagian besar hal yang terjadi dalam hidupnya selama lebih dari 10 tahun.
Dia kemudian dibawa ke rumah sakit karena keluarganya berpikir ada sesuatu yang salah dengannya.
Para petugas medis melakukan beberapa tes pada wanita itu dan menyimpulkan bahwa aktivitas otak wanita itu normal dan dia akan menderita kehilangan ingatan jangka pendek setelah sembelitnya.
Ketika cerita ini dibagikan secara online, ada banyak orang yang menganggap semuanya sebagai palsu.
Tapi itu tidak terjadi karena ahli bedah saraf menjelaskan bagaimana tekanan pada pergerakan usus memotong oksigen ke otak dan menghasilkan sesuatu yang aneh seperti ini.
Mengutip Mirror.co.uk, ahli saraf Dr Peng Jiaxiong mengatakan kepada wartawan bahwa wanita itu menderita 'transient global amnesia', suatu kondisi misterius yang mengakibatkan hilangnya ingatan mendadak.Sementara itu, Dr Sarah Jarvis mengatakan kepada The Sun bahwa secara teori mungkin untuk menjelaskan seseorang kehilangan ingatan mereka sebagai akibat dari tekanan yang berlebihan di toilet."Jika Anda secara fisik mendorong sangat keras, Anda dapat memotong suplai darah ke otak. Anda mungkin melihat hal yang sama jika Anda mengangkat beban yang sangat berat. Dalam kasus yang sangat langka ini bahkan dapat menyebabkan pendarahan di dalam otak, menyebabkan bentuk stroke," ujar Dr Sarah Jarvis.