Follow Us

Viral, Kisah Kesetiaan Wanita Dalam Hidup Bersama Suaminya yang Terinfeksi HIV Positif, Tahu Sejak Menikah 6 Tahun Lalu

Alfa - Selasa, 24 September 2019 | 16:30
Unggahan sang istri yang viral dan telah diretweet lebih dari 4,5 ribu kali dan disukai 5,8 ribu.
Twitter @Suamikuhivpoz & freepik

Unggahan sang istri yang viral dan telah diretweet lebih dari 4,5 ribu kali dan disukai 5,8 ribu.

WIKEN.ID - Masyarakat selalu menganggap bahwa penderita HIV/AIDS sangat dekat dengan kematian, bahwa virus ini sangat liar sehingga kata yang terlintas di benak ketika mendengar HIV/AIDS adalah tutup usia.

Beban paling berat yang dirasakan pengidap HIV/AIDS adalah stigma negatif yang dilekatkan kepada mereka.

Masyarakat bahkan menilai pengidap HIV/AIDS adalah mereka yang berperilaku seks menyimpang dan ”bukan orang baik-baik”.

Stigma itu menyebabkan pengidap HIV/AIDS sering dikucilkan masyarakat dan mendapat perlakuan diskriminatif, bukan cuma oleh masyarakat awam, tetapi juga oleh tenaga medis.

Baca Juga: Penyakit Menular Kronis Ini Salah Satu Pemicu Meninggalnya Pemeran Video Mesum Vina Garut, Cara Penularannya Mirip HIV

Padahal, orang dengan HIV/AIDS bisa disandang siapa saja, termasuk anak-anak dan ibu baik-baik.

Namun, apa yang dialami dan diceritakan oleh seorang ibu muda yang sedang hamil ini setidaknya menguatkan bahwa ia masih bisa hidup berdampingan dengan penderita HIV/AIDS.

Sir Hanan, sebut saja namanya sesuai dengan akun Twitternya, memberikan pengalaman bagaimana dia bisa hidup bersama suaminya yang menderita human immunodeficiency virus (HIV) sejak tahun. 1993.

Sir Hanan sendiri secara medis tidak menderita HIV.

Ia mengunggah kisahnya melalui akun ke Twitter miliknya pada tanggal 21 September 2019 yang lalu dan telah dibagikan lebih dari 4400 kali dan mendapatkan ikon "like" 5700.

Baca Juga: Terpopuler, VIdeo Tradisi Malam Takbiran di Penjuru Daerah hingga Meninggalnya Donjuan Akibat HIV

Ia berbagi kisahnya dan menghilangkan mitos umum tentang pasangan serodiskordan.

Pasangan serodiskan adalah jalinan hubungan pasangan ODHA (suami atau istri) dengan status salah satu dari pasangan terinfeksi HIV (HIV Positif) dan pasangan lainnya tidak terinfeksi HIV (HIV Negatif).

Sir hanan pun berbagi foto tes HIV negatif, yang ditulis dalam campuran bahasa Melayu dan Inggris.

"Ya, saya HIV-negatif, hampir enam tahun, menikah dengan pria HIV +. Dengan ART, kami hidup seperti pasangan menikah yang normal! "

Baca Juga: Blak-blakan Ngaku Pernah Jadi Supir Bus Metromini, Artis Cantik Ini Justru Minta Berduaan dengan Mantan Suaminya: Biar Gua Berduaan!

Ia pun mengatakan bahwa dia sudah tahu tentang kondisi suaminya yang terinfeksi HIV-positif sebelum mereka menikah.

Semuanya adalah pilihannya untuk menikah dengannya dengan segala kondisi yang ada.

Menurut Hanan, suaminya memiliki viral load yang tidak terdeteksi ketika mereka menikah.

Hal ini berkat terapi anti-retroviral (ART) yang sangat aktif.

Baca Juga: Terpopuler, VIdeo Tradisi Malam Takbiran di Penjuru Daerah hingga Meninggalnya Donjuan Akibat HIV

Viral load adalah jumlah HIV yang ada dalam cairan tubuh seseorang.

ART yang efektif menggabungkan beberapa obat anti-retroviral untuk membantu orang yang hidup dengan virus HIV menurunkan viral load mereka ke tingkat yang tidak terdeteksi, dan meningkatkan sistem kekebalan mereka.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat yang dikutip dari Asia One, orang yang terinfeksi virus HIV dengan viral load yang tidak terdeteksi secara efektif tidak memiliki risiko penularan HIV ke pasangan seksual mereka.

Sementara ini, Hanan dan suaminya belum memiliki anak.

Dia mengatakan bahwa selama dia tetap tidak terpapar virus HIV, setiap anak yang dia kandung akan menjadi sama tidak terinfeksi atau HIV-negatif.

Baca Juga: Playboy Meninggal karena HIV/AIDS, Saat Pemakaman 40 Pacarnya Kompak Melayat dan Panik karena Sesuatu yang Mematikan Ini

Hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa pasangan seperti Hanan dan suaminya, di mana satunya adalah HIV-negatif dan yang lainnya memiliki viral load HIV yang tidak terdeteksi, dapat hamil dengan aman.

Orang yang hidup dengan HIV harus tetap pada rencana perawatan mereka untuk mempertahankan viral load yang tidak terdeteksi.

Salah satu pertanyaan paling umum yang diajukan oleh netizen untuk Hanan adalah apakah dia menggunakan profilaksis pra pajanan (PrEP) atau tidak.

Profilaksis Pra Pajanan (PPrP) sebagai alternatif pencegahan penularan HIV.

Baca Juga: Karena Dianggap Tak Lucu Lagi, Anjing Ini dengan Tega Ditelantarkan Begitu Saja di Ruangan Gelap yang Penuh Tikus

Pada tahun 2012, WHO telah merekomendasikan penggunaan PPrP bagi pasangan serodiskordan, LSL dan transgender.

PPrP adalah penggunaan obat ARV bagi orang yang belum terinfeksi HIV untuk dapat melindungi sebelum terjadinya paparan terhadap HIV.

Orang yang HIV-negatif tetapi berisiko tertular HIV dapat memilih untuk mengambil PrEP setiap hari yang dapat mencegah virus.

Hanan pun mengklarifikasi bahwa dia tidak menggunakan PrEP.

Selain menyebarkan kesadaran di Twitter, Hanan yang dikutip dari AsiaOne mengatakan bahwa ia juga menjalankan kelompok dukungan WhatsApp untuk orang yang hidup dengan HIV dan istrinya dalam hubungan serodiskordan. (*)

Baca Juga: Melenggang ke Senayan, Mulan Jameela Diprotes, 'Dulu Pelakor, Sekarang Perekor - Perebut Kursi Orang!'

Editor : Alfa

Latest