Peneliti juga memperingatkan agar para orang tua tidak membiarkan anak mereka terlalu sering minum minuman berenergi, karena minuman tersebut mungkin memiliki kandungan kafein lebih tinggi dibandingkan soda.
Kafein adalah stimulan yang dapat mengubah nafsu makan anak-anak.
Jika nafsu makan berubah, maka hal ini akan turut mempengaruhi pertumbuhan mereka.
Dr Nicole Caldwell, asisten profesor pediatri, dari Nationwide Children Hospital, Columbus, Ohio mengatakan jika otak anak-anak cenderung sedikit lebih sensitif terhadap kafein ketimbang otak orang dewasa.
Baca Juga: Tak Bisa Lunasi Kredit dan Ingin Beli HP Baru, Ibu Muda Rela Jual Bayi Kembarnya Rp 130 Juta
Dengan demikian dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif.
Bahkan menurutnya, kafein juga bisa membuat seorang anak selalu merasa grogi, cemas, mengalami masalah pada perut dan memicu masalah gangguan tidur.
Ia menambahkan, pada anak-anak yang memiliki masalah irama jantung (aritmia), kafein dapat meningkatkan rangsangan dalam jantung, yang dapat memperburuk aritmia. (*)