BJ Habibie kemudian mencium bibir Ainun sembari berbisik, "Saya selalu akan mendampingimu di mana pun kamu berada. Jiwa, roh, dan batin kita sudah menyatu dan manunggal sepanjang masa."
Ainun terdiam. Air matanya menetes diiringi senyum.
Demikian penggalan momen yang Habibie tuliskan dalam buku Habibie dan Ainun yang dikutip, Minggu (14/2/2016).
Kejadian berlangsung pada hari Rabu, 12 Mei 2010, tepat pukul 10.00 WIB, di ruang ICCU, tempat Ainun dirawat selama sekian waktu.
Doa Habibie kemudian memanjatkan doa.
Kata demi kata Habibie diperhatikan betul oleh Ainun dan ia menganggukkan kepalanya setiap Habibie menyelesaikan kalimat per kalimat.
"Sambil mengelus kepala Ainun, kami ulangi bersama doa yang sebelumnya saya bisikkan di telinganya. Bibir Ainun bergetar memanjatkan doa kami, kata demi kata dengan mata air berlinang. Saya harus menahan diri dan dokter dan perawat yang kebetulan masuk ke kamar, diam dan penuh pengertian segera meninggalkan kami berdua," tulis Habibie.
2. Pengakuan anak korban KDRT setelah ibunya dianiaya ayahnya
Herman, anak korban A, mendengar kekerasan yang dialami ibunya melalui dari tantenya.
Herman pun bergegas pulang untuk melihat kondisi ibunya dan menemaninya membuat laporan serta membawanya ke rumah sakit terdekat.