Eko tak menyangka, ada banyak kandungan senyawa anti oksidan pada kayu Bajakah yang bisa berfungsi melawan sel kanker.
"Hasil penelitian di lab, yang jelas Bajakah ini memiliki senyawa-senyawa yang bisa berperan sebagai antioksidan yang sekaligus bisa berperan sebagai anti kanker," ujar Eko.
Penasaran dengan temuan senyawa pada kayu Bajakah, tahap berikutnya Eko lantas mencoba menyuntikkan sel kanker pada mencit atau tikus putih.
Pada fase ini Eko harus menunggu lagi sampai benjolan-benjolan pada tubuh tikus bermunculan.
Banyaknya benjolan pada tikus merupakan tanda bahwa tikus sudah terpapar sel kanker.
Pada tahap inilah, senyawa-senyawa yang dihasilkan dari kayu Bajakah disuntikan pada tikus.
Sekali lagi, Eko kembali terperangah setelah menunggu beberapa pekan, benjolan-benjolan pada tikus berkurang dan mengecil.
"Sebulan dua bulan, mencit yang benjolannya berkurang dibedah lagi kemudian dilihat lagi, dan ternyata di bulan ketiga benjolan malah hilang sama sekali," ucapnya.