Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Video Ungkapan Hati Janda Petani yang Hasil Panennya Tak Cukupi Biaya Hidup

Alfa - Kamis, 08 Agustus 2019 | 19:30
Resmin bersama beberapa petanin di desanya merupakan anggota kelompok tani Martabe yang diketuai Halomoan Situmorang.
Tribun Medan / Arjuna

Resmin bersama beberapa petanin di desanya merupakan anggota kelompok tani Martabe yang diketuai Halomoan Situmorang.

WIKEN.ID - Sebuah video merekam ungkapan hati petani di Samosir, Sumatyera Utara.

Dalam video ini, petani yang merupakan janda berusia 64 Tahun ini bercerita tantang susahnya bersaing dengan hasil pertanian.

Salah satunya, dalam video ia mengungap pendapatannya hanya cukup untuk membayar utang.

Janda ini adalah Resmin Sinaga (64), warga Desa Pasaran Parsaoran, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir.

Baca Juga: Dulunya Jadi Petani, Di Video Ini Elma Theana Akui Pernah 9 Tahun Jadi Pengikut Ajaran Sesat

Ia adalah salah satu anggota Kelompok Tani Martabe yang diketuai Halomoan Situmorang.

Menurut Rasmin yang dikutip dari Tribun Medan, asal petani panen, fokus membayar hutang.

Wanita bercucu 13 orang ini mengungkapkan jika saat ini ia fokus bertani jagung.

Ia bersama beberapa petani mengaku memiliki hambatan tidak memiliki mesin pemipil jagung seperti kelompok tani desa tetangga.

Resmin dan beberapa petani di kelompok merasa iri dengan kelompok tani di tetangga desa yang memilki peratalan pertanian sehingga bisa lebih produktif.

Baca Juga: Bagai Mimpi, Anak Petani Jadi Lulusan Terbaik Akpol dan Boyong Ayah Hingga Nenek ke Istana Bertemu Presiden, Ini Video Kisahnya

"Kami masih minjam-minjam untuk memipil jagung dari Palipi," terangnya.

Mesin pertanian yang mereka gunakana adalah peralatan pinjam sewa milik perorangan.

"Kalau yang kami pinjam itu mesinnya kecil dan harus berhenti-kecil itu enggak bisa panjang 'mangalong'," timpal Halomoan Situmorang, Ketua Kelompok Tani Martabe yang mewadahi Resmin.

Disinggung soal perbandingan produksi yang dihasilkan memipil jagung memakai Alsintan jatah Pemerintah seperti kelompokntani sebelah, tentu berbeda dengan mereka.

Baca Juga: Kepergok Curi Durian di Kebunnya, Petani Ini Semprotkan Cat Merah pada Monyet Liar, Videonya Bikin Marah Netizen

Kalau perbandingannya, mesin dari Alsintan pemerintah milii tetangga berbanding 1 dibanding 4.

"Artinya, kalau mesin pemipil dari perintah seperti kelompok tani sebelah bisa menghasilkan 1 ton jagung. Sementara mesin yang kami pinjam ini hanya bisa 400 Kg saja, tentu jauh perbedaanya," ujarnya.

Kelompok Tani Martabe hingga saat ini masih fokus membayar hutang modal.

Apalagi, lahan yang mereka olah untuk perkebunan jagung itu termasuk lahan yang sulit dibuka dan membutuhkan ongkos lebih banyak.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Samosir, Viktor Sitinjak mengatakan saat ini Pemerintah Kabupaten tengah berupaya mengajukan permohonan Alsintan ke Pemerintah Pusat.

Baca Juga: Berfoto dengan Para Penggemarnya di TPS, BTP Ungkapkan Keinginannya Jadi Petani di Hokkaido

"Terkait itu, tahun ini kita sedang mengajukan permohonan kepada kementrian pertanian, mudah-mudahan ini segera bisa didistribusikan. Baik itu mesin pemipil jagung, hingga embung," tuturnya

Hal itu kata Viktor karena keterbatasan Alasintan yang diterima Pemkab Samosir dari Pemerintah Pusat.

Namun, dianjurkannya seperti disampaikan Kelompok Tani Martabe sudah mengajukan pada tahun 2017 lalu dia berjanji melakukan pengecekan melalui Kepala Bidang yang menangani. (*)

Baca Juga: Demi Bantu Petani yang Berjuang Melawan Kanker, Video Ini Tampilkan Sekelompok Orang yang Bersama-sama Memanen Lahan Milik Petani Seluas 1.200 Hektar

Editor : Wiken





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x