Follow Us

Video Suasana Malam Takbrain di Pontianak, Semarak Dengan Suara Dentuman Meriam

Alfa - Selasa, 04 Juni 2019 | 19:00
Suasana kemeriahan permainan meriam karbit di tepi Sungai Kapuas saat malam takbiran.
KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN

Suasana kemeriahan permainan meriam karbit di tepi Sungai Kapuas saat malam takbiran.

Setelah dibersihkan, bilah kayu yang dibagi menjadi dua bagian itu kemudian dirakit menjadi satu.

Bilah kayu yang sudah menyatu kemudian dilapis menggunakan kain tebal atau seng pada sambungannya.

Selanjutnya diikat menggunakan rotan dengan cara dililit yang bertujuan menahan getaran dan tekanan saat dibunyikan, kemudian dilapisi dengan cat berwarna-warni.

Permainan ini setiap tahunnya juga diperlombakan dan dinilai berdasarkan bunyi meriam mereka.

Baca Juga: Playboy Meninggal karena HIV/AIDS, Saat Pemakaman 40 Pacarnya Kompak Melayat dan Panik karena Sesuatu yang Mematikan Ini

Kekompakan bunyi meriam yang menggelegar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penjurian.

Tradisi malam takbiran di Pontianak ini memiliki sejarah.

Menurut cerita yang dikutip dari Kompas.com, Kesultanan Kadriah Pontianak di tahun 1771 sampai 1808, raja pertama Pontianak Syarif Abdurrahman Alkadrie ketika membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat diganggu hantu-hantu.

Sultan kemudian memerintahan pasukannya mengusir hantu-hantu itu dengan meriam.

Baca Juga: Kain Batik Ani Yudhoyono, Terekam Video Menutupi Jenazah Hingga Berada di Dalam Peti

Membunyikan meriam adalah untuk membuang sial dan mengusir hantu kuntilanak yang ada di Kota Pontianak.

Bunyi kerasnya juga menjadi pertanda waktu azan Maghrib.

Editor : Wiken

Latest