Mengetahui bahwa rubah yang malang itu ditakdirkan untuk nasib yang mengerikan, Mallory dan rekan-rekannya memutuskan bahwa mereka harus campur tangan dan melakukan apa yang mereka bisa untuk mencoba menyelamatkan nyawanya.
Mereka menarik perahu mereka di sepanjang gunung es, dan entah bagaimana berhasil membujuk rubah naik.
"Dia mencoba melarikan diri dari kami pada awalnya, kami benar-benar kesulitan membawanya," kata Mallory.
“Kami harus memecahkan kebekuannya dan membawanya dengan dipnet. Dia berjuang dan berjuang untuk melarikan diri sampai dia benar-benar tidak bisa bergerak lagi," lanjutnya.
Setelah akhirnya berhasil membawanya naik, para kru membuat tempat tidur darurat untuk makhluk lemah dan rentan dan mulai merawatnya.
"Rubah ini terlalu lemah untuk melakukan apa pun ketika kami membawanya, dia tidur hampir sepanjang jalan! Ketika kami sampai di sana, ia agak gugup, tetapi begitu kami memberinya makan, ia cukup tenang," ujar Mallory.
"Dia tidak akan makan sama sekali selama 5 atau 6 jam pertama. Kami memberinya keripik dan kerupuk, tetapi ia tidak menginginkan apa pun sampai ia bangun dan kami memberinya sekaleng sosis Wina," ungkap Mallory.