WIKEN.ID-Dengan sang istri yang berada di punggungnya, Wang Xiaomin menghabiskan lebih dari 12 jam mengunjungi Gunung Huangshan di provinsi Anhui Cina Timur.
Begitulah cara pasangan itu mengunjungi puluhan tempat indah di negara tersebut seja 2016 lalu.
Tapi yang berbeda, perjalanan ke Gunung Huangshan harus menempuh perjalanan yang menjulang setinggi 1.864 meter.
Video yang direkam memperlihatkan Wang dan istrinya ini menyentuh para warganet usai diunggah oleh turis lainnya.
Baca Juga : Ogah Naik Sepeda dari Jokowi, Rafathar Malah Meminjamkannya Ke Saudaranya, 'Boleh Pinjem Kok'
Istri Wang yang berusia 52 tahun, Yu Yonghua didiagnosis menderita penyakit Lou Gehrig.
Penyakit ini menyerang sel-sel saraf yang mengendalikan otot di seluruh tubuh.
Wang membawa istrinya ke rumah sakit di Anhui dan Shanghai.
Dimana mereka memberitahu Wang bahwa Yu memiliki tiga hingga lima tahun untuk hidup.
Penyakit ini jarang dan tidak dapat disembuhkan, serta dikenal sebagai amytrophic lateral sclerosis.
Baca Juga : Viral Video Panas Artis Hingga Atlet di Twitter, Nikita Mirzani Sebut Ada Kelainan
"Meskipun kami tidak percaya, kami hidup dalam keputusasaan sejak saat itu hingga 2016, ketika kami memutuskan untuk beralih ke kehidupan baru," kata Wang dilansir dari chinadaily.
"Kami tidak banyak bepergian sebelum istri saya jatuh sakit.
Ketika kami menyadari bahwa penyakit itu adalah fakta yang tidak dapat kami ubah, kami akhirnya memutuskan untuk menikmati waktu terakhir yang bahagia bersama dengan bepergian."
Wang tahu kesehatan Yu akan memburuk, Wang akhirnya membuat rencana samar-samar untuk memulai perjalanan di tempat-tempat yang paling sulit.
Baca Juga : Video Siswi SMP Dibully Kakak Kelasnya Viral, Teman-temannya Justru Merekam
Jadi mereka pergi ke daerah otonomi Tibet dan provinsi Qinghai untuk perjalanan selama sebulan pada 2016.
Saat itu, Yu memiliki berat sekitar 50 kilogram.
Sejak itu, Wang membawa Yu ke daerah otonom Ningxia Hui dan Guangxi Zhuang dan provinsi Yunnan dan Zhejiang.
Wang juga sempat menunjukkan lusinan foto yang dia minta dari wisata lain dengan ponselnya.
Beberapa foto itu terlihat Yu tersenyum di punggung Wang.
"Orang seusia kita tidak banyak bicara tentang cinta, terutama kasih sayang antar kekasih," katanya.
"Bukan karena romansa aku melakukan semua hal yang aku lakukan.
Yang aku tahu adalah dia adalah keluargaku dan adalah tanggung jawabku untuk merawatnya dengan baik."
Dia pernah menggendong istrinya di punggungnya sejauh 16 kilometer, berjalan di sepanjang jalur gunung kuno di Anhui.
Yu sekarang hanya memiliki berat sekitar 30 kg dan Wang sudah terbiasa membawanya.
Baca Juga : Viral! Siswa SD Ini Tendang Kepala Sekolah Hingga Patah Tangan
Dari kota yang sama di Wuhu, mereka menikah pada tahun 1984 dan menyambut putra tunggal mereka pada tahun berikutnya.
Mereka sempat bekerja di pabrik pengolahan kapas milik negara hingga 2004, ketika pabriknya bangkrut dan mereka kehilangan pekerjaan.
Setelah itu, pasangan itu menjalankan bengkel pengolahan kapas mereka sendiri, yang juga bangkrut dalam beberapa tahun.
Setelah itu, Wang bekerja sebagai supir taksi untuk sementara waktu dan kemudian membuka perusahaan logistik kecil.
Baca Juga : Setelah Operasi 13 Tahun Lalu, si Kembar Siam Ini Hidup Normal Dengan Satu Ginjal
Akhirnya ia menutupnya karena keuntungan kecil dan penyakit yang diderita Yu.
"Pada awalnya, setelah istri saya didiagnosis menderita ALS, dia masih bisa menjaga dirinya sendiri," kata Wang.
"Tapi tidak mungkin aku bisa bekerja sekarang karena dia telah kehilangan kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri dan bahkan tidak dapat berbicara.
Bahkan nyamuk dan lalat dapat menggertaknya.
Aku hanya bisa menatap matanya dan menebak apa yang dia inginkan." katanya yang sekarang harus menemani sang istri hampir 24 jam sehari.
Baca Juga : Diduga Keracunan Kopi Keliling, 4 Pemuda di Serpong Kejang-kejang
Sejak 2014, pasangan ini telah menghabiskan semua tabungan mereka dan meminjam lebih dari 200.000 yuan atau sekitar Rp 421 juta dari kerabat dan teman, yang juga telah memberi mereka beberapa sumbangan.
Untuk menghemat uang agar dapat mengunjungi lebih banyak tempat, mereka sering menghabiskan malam di tenda.
"Kami membahas ke mana harus pergi untuk perjalanan berikutnya," kata Wang.
"Aku mengambil peta dan menunjuk ke beberapa tempat. Dia mengangguk kalau dia mau pergi ke tempat tertentu."
Baca Juga : Terekam Kamera CCTV Hotel, Pelaku Bom Bunuh Diri Sri Lanka Masuk ke Lift