Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Terkuak! Ini Dia Penjelasan Mengejutkan Dosen Psikologi Hamdi Muluk Prihal Kejiwaan Prabowo Subianto

Amel - Senin, 22 April 2019 | 14:30
Banyak orang yang menganggap Prabowo Subianto telah mengalami gangguan kejiwaan. Dosen Psikologi UI Hamdi Muluk, PhD pun angkat bicara.
Kolase WIKEN.ID

Banyak orang yang menganggap Prabowo Subianto telah mengalami gangguan kejiwaan. Dosen Psikologi UI Hamdi Muluk, PhD pun angkat bicara.

Dalam video tersebut dirinya pun berkomentar mengenai Pilpres yang baru saja dilaksanakan tanggal 17 April lalu.

Kedua Pasangan Presiden ini pun mengklaim kemenangan.

Baca Juga : Yunarto Wijaya Buka Suara Prihal Unggahan Prabowo Tentang Kecurangan Pilpres 2019, 'Dicurangi Aja Menang Ya Pak?'

Dirinyapun memberikan tanggapan terhadap Prabowo yang disebut oleh Pablo sebagai seorang bangsawan.

Pada menit 9.03, Pablo Benua ini mengungkapkan menurut pengelihatannya terhadap Prabowo Subianto.

"Saya melihat Prabowo ini agak merinding-merinding. Merindingnya begini, saya melihatnya ini kayaknya Prabowo tuh agak cenderung apa ya, cenderung ini saya yang melihat ya. Mungkin agak cenderung ada gangguan kejiwaan.

Jadi, bisa jadi karena kekalahan ini mengalami depresi yang besar. Khawatirnya nanti Prabowo benar-benar gangguan kejiwaan gawat. Karena apa yang dia laukan, tingkah lakunya di dalam, setelah pasca pilpres pemilu ini kelakunnya cenderung seperti itu, mengarahkanbahwa ini agak sedikit delusi," Ucap benua pada video tersebut.

Baca Juga : Miliki Tubuh yang Masih Utuh, Inilah Anak Kuda Berusia Puluhan Ribu Tahun yang Baru Ditemukan Ilmuwan

Nah, kali ini pernyataan datang dari Hamdi Muluk, PhD yang merupakan dosen Psikologi di Universitas Indonesia.

Hamdi Muluk menilai bahwa capres nomor urut 02, Prabowo Subianto ini berpotensi mengalami gangguan kejiwaan jika dilihat dari sikapnya setelah pemilu Presiden ini.

"Kalau prabowo prabowo misalnya yakin itu sebuah kebernaran, berarti ini tidak penyakit psikologis.

Artinya apa, dia tidak percaya mengakui realitas kebenaran kan. Itukan persoalan ini. Orang terus-terusan menyangkal sebuah realitas yang sudah terang benderang di depan matanya, jadi ini persoalan psikologis, delusi", jelasnya.

Editor : Wiken

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x